Catatan Harian

Ketika Harus Resign

Thursday, December 23, 2010

Hari itu sudah ditentukan
Keputusan sudah diambil
Surat sudah dilayangkan
Bagaimanapun, harus melangkah ke depan

Yup, tinggal beberapa hari lagi saya di kantor ini. Kantor yang berada di kawasan jakarta pusat, bergerak di bidang telekomunikasi. Ada rasa sedih, senang semua bercampur jadi satu. Sedih, karena akan meninggalkan teman-teman yang sudah seperti keluarga di sini. Senang, karena akan menapaki kehidupan dan pengalaman baru, di tempat baru, menyongsong masa depan yang lebih baik (InsyaAllah, amin..).

Sebenernya, saya sudah betah dan nyaman bekerja di kantor yang sekarang. Bagaimana tidak nyaman? Teman banyak, atasan baik, rekan kerja sangat kooperatif dan penuh rasa kekeluargaan (yaa.. meskipun ada lah satu atau dua orang yang tidak mengenakkan). Tapi, bukankah hal itu wajar saja? Iya, saya merasa berada di zona nyaman bekerja di sini. Memiliki atasan yang baik, teman sebaya yang banyak dan menyenangkan. Rasa-rasanya, saya ingin di sini saja.

Tapi, ternyata itu tidak baik. Bukan tidak baik untuk kesehatan badan, tapi kurang baik untuk masa depan. Mumpung masih muda, carilah pengalaman yang banyak.


Ngomong-ngomong soal resign. Menurut artikel yang pernah saya baca, ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang itu resign:

1. Gaji, Fasilitas dan Tunjangan

Kalau ini, menurut saya memang alasan atau hal yang wajar ketika seseorang ingin pindah kerja. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan gaji, fasilitas dan tunjangan yang lebih baik dan menjanjikan dari pekerjaan sekarang? Termasuk saya tentunya. Apalagi kalau misalnya, orang itu sudah berkeluarga. Tentu kebutuhan hidup lebih banyak jadi juga memerlukan pendapatan yang lebih untuk mengimbanginya.

2. Atasan yang rese', terlalu banyak menuntut

Alhamdulillah, atasan saya orangnya sangat baik. Mau izin tidak masuk? Gampang..., tinggal kasih tahu saja. Beliau juga sangat kooperatif. Jika saya tidak mampu menangani tugas tertentu, beliau akan membantu.

3. Overload job description

Hmm.., ada benarnya juga sih. Saya pernah dengar, temen saya cerita kalau temennya itu akan resign dari kantornya. Katanya, dia resign karena dia merasa sudah capek. Pekerjaan yang dia tangani banyak banget... jadi, dia kewalahan.

4. Kenyamanan tempat kerja

Sebenernya, saya sudah merasa betah kerja di kantor saya sekarang. Suasana di sini sangat nyaman, penuh rasa kekeluargaan. Apalagi, saya punya teman-teman yang seumuran lumayan banyak... Jadi, bekerja di sini seperti belajar di kampus. Setiap makan siang, kita berkumpul di satu ruangan meeting, makan bersama dengan menu yang sama (kita katering makan siang di teman). Sambil makan, sambil cerita-cerita. Apapun diceritain. Hmmm,,, bakal kangen nih sepertinya. :D

5. Konflik dengan rekan kerja
6. Alasan pengembangan karir
7. Bosan dengan rutinitas
8. Akses ke tempat kerja
9. Merasa tidak cukup mampu
10. Melanjutkan cita-cita yang tertunda

Dari ke semua alasan yang diungkapkan di atas, sepertinya alasan no. 6 yang menguatkan hati saya untuk memutuskan resign. Jadi inget, sewaktu saya mohon pamit, kemudian diajak diskusi dengan salah satu atasan di sini. Saya ceritain semuanya, dan kemudian beliau bertanya "Hal apa yang paling berkesan selama bekerja di sini?" Huhuhu, saya hampir-hampir menangis karena pertanyaan itu bagi saya begitu menyentuh. Begitu banyak pengalaman yang saya dapat di sini. Tapi, beliau juga bilang "Saya selalu mengapresiasi siapa saja yang telah punya keinginan dan tujuan dalam hidupnya". Wah..hati saya langsung plong.

Yup, begitulah. Ketika kita telah membuat suatu keputusan, bukankah kita juga yang akan mempertanggungjawabkan? Saya menganggap ini merupakan amanah dari Allah. Ini adalah skenario yang telah ditulis untuk saya. Dan sebagai pemain, kita hanya tinggal mengikutinya. Hehehee

Catatan Harian

Selamat Hari Ibu

Wednesday, December 22, 2010

Hari ini, tanggal 22 Desember, kita semua memperingati Hari Ibu. Begitu istimewanya seorang ibu, sehingga ada penetapan tanggal untuk memperingatinya. Seperti yang terjadi di kantor temenku, mereka mengadakan upacara untuk memperingati hari ibu. Hmm..kalau di kantorku sih tidak ada upacara.

Ngomong-ngomong soal peringatan Hari Ibu, memang sosok ibu begitu istimewa.

1. Surga itu di bawah telapak kaki ibu

2. Apabila memanggilmu dua orang, ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu

3. Aisyah r.a. berkata ” Aku bertanya pada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda “suaminya”. Siapa pula berhak terhadap lelaki?” jawab Rasulullah SAW “Ibunya”


4. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan

5. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

6. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan

7. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan

8. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT

Ya Allah... begitu istimewanya seorang ibu, sehingga ridha dan murka Allah tergantung pada ridha dan murkanya. Ga bisa dibayangkan bagaimana jika seorang ibu sudah murka kepada anaknya. Naudzubillah...
Saya jadi teringat cerita tentang Malin Kundang. Suatu cerita yang sangat terkenal bahkan terkenang sampai saat ini. Bahkan ceritanya pernah dibuat sinetron. Yang belum tahu, mungkin saya akan cerita sedikit.

Jadi, Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang tinggal dengan ibunya saja karena ayahnya sudah meninggal. Ibunya merawat Malin dengan penuh kasih sayang, mencukupi kebutuhannya semampu yang dia lakukan, memberi yang terbaik untuknya. Sampai suatu hari, ketika Malin sudah besar dia ingin merantau dan bekerja, ibunya dengan ikhlas melepas kepergiannya. Dengan restu dan ridha ibunya, Malin akhirnya menjadi seorang yang sukses (kaya raya dan terkenal). Tetapi karena kesuksesan itu, dia malu mengakui bahwa dia lahir dari seorang ibu yang miskin dan tinggal di tanah kelahirannya. Karena kejadian itu, ibunya merasa sakit hati sehingga murka. Dan dalam cerita itu, Malin akhirnya dikutuk menjadi batu.

Begitulah, cerita Malin Kundang ini saya baca pertama kali waktu SD. Dan karenanya, saya termasuk anak yang penurut dan sebisa mungkin tidak ingin menyakiti hati ibu. Meskipun, tidak jarang juga saya melanggar larangan ibu (hehe, maafkan anakmu ini bu..). Tetapi, sekarang saya mulai mengerti...

Yang Ringan Yang Jenaka

Nasrudin dan Tiga Orang Bijak

Monday, December 13, 2010

Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.

Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, "Di mana sebenarnya pusat bumi ini?"
Nasrudin menjawab, "Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara."
"Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?" tanya orang bijak pertama tadi.
"Kalau tidak percaya," jawab Nasrudin, "Ukur saja sendiri."
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.

Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. "Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?"
Nasrudin menjawab, "Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini."
"Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?"


Nasrudin menjawab, "Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya."
"Itu sih bicara goblok-goblokan," tanya orang bijak kedua, "Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai."
Nasrudin pun menjawab, "Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?"
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.

Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, "Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu." "Saya tahu jumlahnya," jawab Nasrudin, "Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara."
"Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?" tanyanya lagi. "Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru."

Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.

Yang Ringan Yang Jenaka

Abunawas Menjebak Pencuri

Monday, December 13, 2010

Pada zaman dahulu orang berpikir dengan cara yang amat sederhana. Dan karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yang telah berhasil menggondol seratus keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya tidak sudi menyerah. Hakim telah berusaha keras dengan berbagai cara tetapi tidak berhasil menemukan pencurinya. Karena merasa putus asa pemilik harta itu mengumumkan kepada siapa saja yang telah mencuri harta miliknya merelakan separo dari jumlah uang emas itu menjadi milik sang pencuri bila sang pencuri bersedia mangembalikan.

Tetapi pencuri itu malah tidak berani menampakkan bayangannya. Kini kasus itu semakin ruwet tanpa penyelesaian yang jelas. Maksud baik saudagar kaya itu tidak mendapat-tanggapan yang sepantasnya dari sang pencuri. Maka tidak bisa disalahkan bila saudagar itu mengadakan sayembara yang berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, ia berhak sepenuhnya memiliki harta yang dicuri. Tidak sedikit orang yang mencoba tetapi semuanya kandas.

Sehingga pencuri itu bertambah merasa aman tentram karena ia yakin jati dirinya tak akan terjangkau. Yang lebih menjengkelkan adalah ia juga berpura-pura mengikuti sayembara. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa menghadapi orang seperti ini bagaikan menghadapi jin. Mereka tahu kita sedangkan kita tidak. Seorang penduduk berkata kepada hakim setempat.


"Mengapa tuan hakim tidak minta bantuan Abu Nawas saja?"
"Bukankah Abu Nawas sedang tidak ada di tempat?" kata hakim itu balik bertanya.
"Kemana dia?" tanya orang itu.
"Ke Damakus." jawab hakim
"Untuk keperluan apa?" orang itu ingin tahu.
"Memenuhi undangan pangeran negeri itu." kata hakim.
"Kapan ia datang?" tanya orang itu lagi.
"Mungkin dua hari lagi." jawab hakim. Kini harapan tertumpu sepenuhnya di atas pundak Abu Nawas. Pencuri yang selama ini merasa aman sekarang menjadi resah dan tertekan. Ia merencanakan meninggalkan kampung halaman dengan membawa serta uang emas yang berhasil dicuri. Tetapi ia membatalkan niat karena dengan menyingkir ke luar daerah berarti sama halnya dengan membuka topeng dirinya sendiri. Ia lalu bertekad tetap tinggal apapun yang akan terjadi.

Abu Nawas telah kembali ke Baghdad karena tugasnya telah selesai. Abu Nawas menerima tawaran mengikuti sayembara menemukan pencuri uang emas. Hati pencuri uang emas itu tambah berdebar tak karuan mendengar Abu Nawas menyiapkan siasat. Keesokan harinya semua penduduk dusun diharuskan berkumpul di depan gedung pengadilan. Abu Nawas hadir dengan membawa tongkat dalam jumlah besar. Tongkat-tongkat itu mempunyai ukuran yang sama panjang.

Tanpa berkata-kata Abu Nawas membagi-bagikan tongkat-tongkat yang dibawanya dari rumah. Setelah masing-masing mendapat satu tongkat, Abu Nawas berpidato, "Tongkat-tongkat itu telah aku mantrai. Besok pagi kalian harus menyerahkan kembaii tongkat yang telah aku bagikan. Jangan khawatir, tongkat yang dipegang oleh pencuri selama ini menyembunyikan diri akan bertambah panjang satu jari telunjuk. Sekarang pulanglah kalian."

Orang-orang yang merasa tidak mencuri tentu tidak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi sebaliknya, si pencuri uang emas itu merasa ketakutan. Ia tidak bisa memejamkan mata walaupun malam semakin larut. Ia terus berpikir keras. Kemudian ia memutuskan memotong tongkatnya sepanjang satu jari telunjuk dengan begitu tongkatnya akan tetap kelihatan seperti ukuran semula. Pagi hari orang mulai berkumpul di depan gedung pengadilan. Pencuri itu merasa tenang karena ia yakin tongkatnya tidak akan bisa diketahui karena ia telah memotongnya sepanjang satu jari telunjuk. Bukankah tongkat si pencuri akan bertambah panjang satu jari telunjuk? Ia memuji kecerdikan diri sendiri karena ia ternyata akan bisa mengelabui Abu Nawas.

Antrian panjang mulai terbentuk. Abu Nawas memeriksa tongkat-tongkat yang dibagikan kemarin. Pada giliran si pencuri tiba Abu Nawas segera mengetahui karena tongkat yang dibawanya bertambah pendek satu jari telunjuk. Abu Nawas tahu pencuri itu pasti melakukan pemotongan pada tongkatnya karena ia takut tongkatnya bertambah panjang.

Pencuri itu diadili dan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Seratus keping lebih uang emas kini berpindah ke tangan Abu Nawas. Tetapi Abu Nawas tetap bijaksana, sebagian dari hadiah itu diserahkan kembali kepada keluarga si pencuri, sebagian lagi untuk orang-orang miskin dan sisanya untuk keluarga Abu Nawas sendiri.

Yang Ringan Yang Jenaka

Bersembunyi dari Pencuri

Monday, December 13, 2010

Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Nasruddin. Untung saja Nasruddin melihatnya. Karena takut, dengan cepat Nasruddin bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.


Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Nasruddin mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Nasruddin. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.

Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Nasruddin. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Nasruddin. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.


Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Nasruddin berada di dalam kotak itu.

Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"

"Aku bersembunyi darimu," jawab Nasruddin.

"Kenapa?"

"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."

Catatan Kuliah

Teori Motivasi

Monday, December 13, 2010

Setelah mengetahui pengertian motivasi, berikut ini beberapa teori motivasi yang diperkenalkan oleh Mc Gregor, Abraham Maslow, David Mc Cellend dan Herzberg.

A. Teori Motivasi oleh Douglas Mc Gregor (Teori X dan Y)

Douglas Mc Gregor menemukan teori X dan Y setelah mengkaji cara para manager berhubungan dengan para karyawan. Ada empat asumsi yang dimiliki oleh manager dalam teori X, yaitu:
1. karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya
2. karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan
3. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal (asumsi ketiga)
4. sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu:
1. karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan seperti halnya istirahat atau bermain
2. karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan
3. karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung-jawab
4. karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.



B. Teori Motivasi oleh Abraham Maslow (Teori Hierarki Kebutuhan)


Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.

Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.

Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan, teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.

C. Teori Motivasi oleh David Mc Clelland (Teori Motivasi Kontemporer)

Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.

Teori motivasi kontemporer mencakup:

Teori Kebutuhan Mc Clelland

Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
1. kebutuhan pencapaian; dorongan untuk melebihi, mencapai standar, berusaha keras untuk berhasil
2. kebutuhan kekuatan; kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya
3. kebutuhan hubungan; keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab

Teori Evaluasi Kognitif

Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.

Teori Penentuan Tujuan

Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.

Teori Penguatan

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.

Teori Keadilan

Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.

Teori Harapan

Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.

D. Teori Motivasi oleh Herzberg (Teori Dua Faktor)

Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.


Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi : (1) Upah, (2) Kondisi kerja, (3) Keamanan kerja, (4) Status, (5) Prosedur perusahaan, (6) Mutu penyeliaan, (7) Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan.

Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene.

Faktor Intrinsik meliputi : (1) Pencapaian prestasi, (2) Pengakuan, (3) Tanggung Jawab, (4) Kemajuan, (5) Pekerjaan itu sendiri, (6) Kemungkinan berkembang.

Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.

Teori dua faktor Herzberg mengasumsikan bahwa hanya beberapa ciri pekerjaan dan karakteristik dapat menghasilkan motivasi. Beberapa karakteristik yang menjadi fokus manajer akan bisa menghasilkan kondisi kerja yang nyaman, tetapi tidak memotivasi karyawan. Motivasi ini diukur dengan cara mewancarai karyawan untuk menguraikan kejadian pekerjaan yang kritis.

Catatan Kuliah

Motivasi

Monday, December 13, 2010

Apa itu motivasi?
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (wikipedia.org).
Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah dan ketekunan.

Berikut beberapa pengertian motivasi menurut berbagai sumber.

a. Menurut Mc Donald

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

b. Menurut A.M. Sardiman

Motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.


c. Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)

Motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas. Menurut Siti Sumarni, motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

d. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2001

Secara psikologi, motivasi berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Catatan Kuliah

Konflik Organisasi

Monday, December 06, 2010

Munculnya konflik organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa dijadikan alasan untuk mengadakan perubahan dalam keorganisasian.

Apa saja tingkat-tingkat konflik?
Apa saja penyebab konflik?
Apa saja tipe-tipe situasi konflik?
Apa saja fase-fase konflik?
Metode apa saja yang dapat diterapkan dalam penyelesaian konflik?

Artikel ini akan merangkum hal-hal di atas yang diambil dari bahan ajar bapak Herwan Parwiyanto dari Universitas Negeri Solo.

Tingkat-Tingkat Konflik

Tingkatan konflik dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Konflik Intra Perorangan
Konflik ini muncul dalam diri seseorang dengan pemikirannya sendiri (individu mengalami semacam  tekanan-tekanan dalam dirinya sendiri secara emosional).



2. Konflik Antar Perorangan
Konflik terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi.

3. Konflik Antar Kelompok
Konflik terjadi apabila diantara unit-unit kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain. Pertentangan ini bila berlarut-larut akan membuat koordinasi dan integrasi kegiatan menjadi terkendala atau mengalami kesulitan.

4. Konflik Antar Keorganisasian
Konflik terjadi antara organisasi satu dengan lainnya. Penyebabnya ketidakcocokan suatu badan terhadap kinerja suatu organisasi.

Penyebab Konflik

Beberapa penyebab konflik antara lain:
a. Adanya persaingan terhadap sumber-sumber daya yang langka
b. Adanya ketergantungan tugas (interdependence)
c. Kekaburan batas-batas bidang kerja. Bidang kerja dalam organisasi yang tidak jelas akan memunculkan konflik dan menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yang mendominasi dalam bidangnya.
d. Kriteria kerja yang tidak sesuai. Konflik semacam ini disebabkan adanya imbalan atas kemajuan suatu divisi oleh perusahaan. Konflik bisa muncul apabila kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap sub-sub unit yang berbeda.
e. Adanya perbedaan tujuan dan prioritas.

Tipe-Tipe Situasi Konflik

Tipe situasi konflik dapat dibagi menjadi:
1. Konflik Vertikal. Terjadi antara bawahan dan atasan.
2. Konflik Horisontal. Terjadi antara sesama karyawan atau kelompok yang berada pada hirarki yang sama.
3. Konflik Garis Staff. Terjadi antara staf pada bidang tertentu.
4. Konflik Peranan. Terjadi bila komunikasi antaranggota tidak compatible bagi pemegang peranan.

Fase-Fase Konflik

Fase Klasik
Konflik bisa muncul tapi bersifat sementara dan harus diselesaikan pihak manajemen.

Fase Hubungan Antar Manusia
Konflik ada tapi bisa dihindari dan perlu diatasi.

Fase Kontemporer
Konflik adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan organisasi. Konflik merupakan kenyataan hidup yang harus dipahami dan bukan ditentang.

Metode Penyelesaian Konflik
DOMINASI dan PENEKANAN
Dominasi atau kekerasan yang bersifat penekanan otokratik. Ketaatan harus dilakukan oleh pihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau kekuatan yang lebih besar.
Meredakan atau menenangkan. Metode ini lebih terasa diplomatis dalam upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.
KOMPROMI atau JALAN TENGAH
Dengan cara melakukan pemisahan terhadap pihak-pihak yang berkonflik sampai menemukan solusi atas masalah yang terjadi.
Arbitrasi (adanya peran orang ketiga) sebagai penengah untuk menyelesaikan masalah.
Kembali ke aturan yang berlaku saat tidak ditemukan titik temu antara kedua belah pihak yang bermasalah.
PEMECAHAN MASALAH INTEGRATIF
Konsensus : sengaja dipertemukan untuk mencapai solusi terbaik bukan hanya menyelesaikan masalah dengan cepat.
Konfrontasi : tiap pihak mengemukakan pandangan masing-masing secara terbuka dan langsung.
Penentu Tujuan : menentukan tujuan akhir ke depan yang lebih tinggi dengan kesepakatan bersama.



Catatan Kuliah

Bagaimana Cara Menentukan Topik Skripsi

Monday, December 06, 2010

Artikel ini sengaja saya catat, sebagai pengingat diri saya sendiri jika nanti pas saatnya skripsi membutuhkannya.

Oiya, sedikit cerita, ternyata kewajiban skripsi untuk mahasiswa kelas transfer (alih jenjang dari D3 ke S1) terutama untuk mahasiswa Gunadarma sedikit berbeda. Jadi, salah satu syarat kelulusan mahasiswa adalah mahasiswa yang bersangkutan harus memiliki suatu karya tulisan.

Bisa dibilang, syarat tersebut telah terpenuhi bagi kami yang merupakan mahasiswa kelas transfer. Kenapa? Karena sewaktu menempuh pendidikan D3 kami telah membuat suatu tulisan berupa laporan hasil PKL (Praktek Kerja Lapangan). Tetapi, ada yang kurang rasanya jika kita menempuh pendidikan S1 tetapi tidak menghasilkan karya tulisan berupa skripsi. (hehe, mungkin ada yang tidak sependapat).



Kembali pada topik, lalu bagaimana cara menentukan topik skripsi atau tulisan agar tidak membingungkan??

1. Membumi

Topik dari tulisan atau skripsi kita itu harus membumi. Artinya, jangan terlalu muluk atau idealis.
Kenapa? Karena untuk jenjang S1, tingkat kedalaman skripsi hanya sebatas melakukan penelitian yang kemudian disusun menjadi sebuah laporan berdasarkan kaidah ilmiah baku. Intinya, tidak harus menciptakan teori baru. Jadi, kalau topik yang akan kita ajukan terlalu canggih, mendingan disimpan untuk nanti sewaktu ambil S2.

2. Fresh

Apa maksudnya? Pilih topik yang masih jarang diambil, tapi pastikan teori dan subjek penelitiannya tersedia. Kenapa? Karena jika kita mengambil topik yang sudah banyak dipakai, maka tulisan kita menjadi mudah dibandingkan dengan tulisan lain. Apalagi nanti kalau pas sidang dosennya sudah pernah menguji mahasiswa dengan topik yang sama dengan kita. Hmmm... pasti nanti kita mudah dijatuhkan saat sidang.
Mengambil topik yang jarang membuat dosen akan mengapresiasi lebih usaha kita.

3. Lovin It!

Ini yang paling penting. Ambil topik yang membuat kita tertarik dan menyukainya. Karena selama proses pengerjaannya, otak dan perhatian kita akan tertuju pada topik tersebut. Jadi, kalau kita tidak suka, bagaimana bisa selesai?? Hehehe..

Itu sedikit tips n trik bagaimana menentukan topik untuk skripsi. Tips ini saya ambil dari majalah cita cinta. Semoga bermanfaat.

Catatan Kuliah

Organisasi Niaga

Saturday, December 04, 2010

Ditinjau dari segi tujuan, organisasi terbagi menjadi:
1. Organisasi Niaga (PT, CV, Joint Ventura, Fa, Koperasi, Trust, Kartel dan Holding Company)
2. Organisasi Sosial
3. Organisasi Regional dan Internasional

Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba membuat sebuah rangkuman tentang organisasi niaga.

Pengertian Organisasi Niaga.

Organisasi niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.

Macam-macam organisasi niaga

1. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze Vennootschaap (NV), yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.

Perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki tanggung jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham yang dimiliki.


Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT Terbuka, PT Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:
PT Terbuka menjual saham kepada masyarakat umum melalu pasar modal (go public) dan setiap orang berhak membeli saham perusahaan tersebut.
PT Tertutup modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke umum.
Sedangkan PT Kosong adalah perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi telah memiliki izin usaha dan izin lainnya.

2. Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer atau biasa disebut CV (Commanditaire Vennootscap) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Bentuk CV dibagi menjadi 3 yaitu CV Murni, CV Campuran dan CV Bersaham.
CV Murni hanya terdapat satu sekutu komplementer, yang lain merupakan sekutu komanditer.
CV Campuran terbentuk dari suatu firma yang membutuhkan tambahan modal. Dimana sekutu firma tersebut menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain menjadi sekutu komanditer.
CV Bersaham adalah CV yang mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan. Sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham atau lebih.

3. Joint Ventura

Joint Ventura atau Perusahaan Patungan adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan kegiatan ekonomi bersama. Perusahaan ini umumnya untuk suatu proyek khusus saja dan bisa berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.

4. Koperasi

Koperasi adalah suatu jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah mensejahterakan anggotanya (menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1).

Jenis-jenis koperasi antara lain:
a. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli barang konsumen.
c. Koperasi produsen, yaitu koperasi yang beranggotakan para pengusaha UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa koperasi anggotanya.
e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

5. Kartel

Kartel adalah kelompok produsen mandiri yang bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai dan kompetisi.

Catatan Kuliah

Organisasi Sosial

Monday, November 22, 2010

Bentuk organisasi kedua adalah Organisasi Sosial.
Apa itu Organisasi Sosial?
Bagaimana proses terbentuknya?
Apa saja ciri-ciri organisasi sosial?
Tipe organisasi sosial
Semua pertanyaan di atas akan terjawab setelah Anda membaca artikel berikut ini.

Apa itu Organisasi Sosial?

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial.

Bagaimana Proses Terbentuknya?


Pada tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi yang berlaku saat ini.

Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.

Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
1.Diketahui
2.Dipahami dan dimengerti
3.Ditaati
4.Dihargai

Keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial, diantaranya:
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.
b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

Apa saja ciri-ciri organisasi sosial?

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2.Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3.Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4.Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:

1.Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2.Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3.Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

Tipe organisasi sosial

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.

1. Organisasi Formal

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

2. Organisasi Informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

Sekian artikel mengenai organisasi sosial yang saya rangkum dari sebuah sumber, yang lagi-lagi adalah wikipedia.org. Semoga bermanfaat.

Catatan Kuliah

Organisasi Politik

Monday, November 22, 2010

Seperti janji (eh, bukan janji sih) sebelumnya, pada kesempatan ini saya posting suatu artikel mengenai salah satu bentuk organisasi. Yup, Organisasi Politik.

Apakah Organisasi Politik itu?
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut.

Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem pemerintahan yang lengkap.

Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.

Bagaimana dengan Sistem Politik di Indonesia?

Menurut David Eston dalam A Systems Analysis of Political Life, mengatakan bahwa "Sistem Politik adalah keseluruhan dari interaksi-interaksi yang mengatur pembagian nilai-nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk dan atas nama masyarakat.

Ciri-ciri sistem (menurut Elias M Award) meliputi:
1. Terbuka
2. Terdiri dari dua atau lebih subsistem
3. Saling ketergantungan
4. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
5. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri
6. Tujuan dan Sasaran

Dengan ciri umum tersebut jelaslah bahwa inti dari sistem adalah berorientasi pada tujuan dan perilakunya. Secara umum, tujuan tersebut adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga / bernilai.

Sekian artikel yang saya dapatkan mengenai organisasi politik. Jika ada comment atau saran dipersilahkan.

Berikut ini sumber tulisan di atas:
http://wikipedia.org
Bahan Ajar Universitas Mercu Buana mengenai Sistem Politik Indonesia yang ditulis oleh Bp Drs. Abdurachman M.Si

Catatan Kuliah

Organisasi : Definisi, Ciri-Ciri dan Bentuk

Monday, November 22, 2010

Sebelumnya telah saya posting mengenai Teori-Teori Organisasi.
Berikut ini akan saya uraikan mengenai definisi organisasi yang saya ambil dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

Apa itu Organisasi?

Organisasi asal kata dari bahasa Yunani : Organon (alat), adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:


a. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
b. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. adanya komponen (atasan & bawahan)
2. adanya tujuan
3. adanya sasaran
4. adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
5. adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Bentuk-Bentuk Organisasi

1. Organisasi Politik
2. Organisasi Sosial
3. Organisasi Mahasiswa
4. Organisasi Olahraga
5. Organisasi Sekolah
6. Organisasi Negara

Sekian dulu tentang pengertian organisasi. Pada kesempatan selanjutnya akan saya posting artikel mengenai bentuk-bentuk organisasi yang telah disebutkan di atas secara detail.

Sumber referensi tulisan:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931283-ciri-ciri-organisasi/
http://wikipedia.org

Sejarah

Sepintas Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah Oleh Rusiyati

Monday, November 22, 2010

A. Periode 1945 - 1965

Dengan proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan rakyat Indonesia mencapai zaman baru sama sekali, zaman Republik Indonesia, hasil perjuangan rakyat selama tiga abad lebih dalam membebaskan diri dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Berbeda dengan pada zaman kolonial memerinci perjuangan wanita dalam berbagai periodisasi, pada zaman baru Republik Indonesia saya tidak lagi menguraikan secara rinci mengenai gerakan wanita diperiode-periode perjuangan wanita melalui Perjuangan Kemerdekaan (1945 ? 1949), Demokrasi Liberal (1950 ? 1959) dan Demokrasi Terpimpin (1960 ? 1965). Karena pada umumnya para Ibu dan Saudara-saudara yang hadir disini telah mengalami sendiri bahkan aktif ikut serta memperjuangkan menegakkan serta mempertahankan Republik kita. Justru saya mengharapkan pertemuan seperti ini dilanjutkan, dimana kita bisa saling belajar dari pengalaman-pengalaman berharga para hadirin yang pasti akan sangat memperkaya pengalaman dan pelajaran bagi perjuangan kita selanjutnya.

Dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta, tidaklah berarti bahwa kita sudah mencapai tujuan kemerdekaan rakyat Indonesia, tetapi baru merupakan jembatan emas untuk menuju kebebasan dan kemakmuran rakyat, seperti selalu didengungkan oleh pejuang kemerdekaan Sukarno. Dan kalau melihat situasi tanahair kita pada dewasa ini, tujuan rakyat masih sangat jauh dari jangkauannya.

Begitu kemerdekaan tanah air diproklamasikan, mulailah bentrokan-bentrokan senjata terjadi dengan fihak tentara pendudukan Jepang, yang diperintah untuk mempertahankan "status quo" sampai waktu mereka menyerahkan kekuasaan pada Sekutu, jadi berarti bahwa nasib bangsa Indonesia masih berada ditangan penjajah Jepang untuk kemudian dioperkan lagi kepada penguasa/penjajah yang baru. Tàpi rakyat Indonesia sudah bertekad bulat membebaskan diri dari kekuasaan asing. Dan dilihat dari semboyan-semboyan pada waktu itu a.l. "Sekali merdeka, tetap merdeka", "lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah", Merdeka atau mati". Tanpa komando, tetapi berdasarkan kesadaran dan keyakinan, seluruh rakyat bergolak mempertahankan kemerdekaan tanahairnya. Demikianlah maka terjadi benturan dengan tentara Jepang dimana ?mana, melucuti tentara yang sudah turun moril (Karena Jepang sudah menyerah balik kepada sekutu), dan dengan demikian pejuang kemerdekaan memikul senjata untuk mempertahankan kemerdekaan tanah airnya.

Tanggal 29 September 1945 Tentara Serikat (Inggris) mendarat di Jakarta, dipimpin Jendral Chris Tisonn. Namun tanggal 1 oktober 1945 Markas Besar Tentara Jepang di Surabaya sudah menyerah kepada Tentara Rakyat Indonesia setelah bertempur antara tentara Jepang dan rakyat. Dengan demikian, pada tanggal 15 oktober 1945 tentara Inggris (dengan Ghurkanya) yang diboncengi tentara Belanda mendarat di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan tempat-tempat lain. Mereka diperintahkan oleh tentara Sekutu, yang menang Perang Dunia II (1938-1945), untuk menerima penyerahan dari Jepang. Panglima tentara Inggris mengumumkan bahwa mereka mewakili Sekutu untuk melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan, tidak akan mencampuri soal politik.
Tentara Belanda yang berkedok sebagai tentara Inggris melakukan penembakan-penembakan dan pembunuhan terhadap rakyat Indonesia. Tawanan bekas KNIL (Koninklijke Nederlands-Indische Leger) dipergunakan kembali oleh Belanda untuk melakukan terornya menghadapi menaklukan rakyat Indonesia.

Pertempuran paling dahsyat terjadi di Surabaya pada tanggal 10 November 1945, ketika para pemuda beserta seluruh rakyat Surabaya menolak ultimatum Jendral Mansergh dari tentara Sekutu untuk menyerahkan semua senjata. Awal pecahnya pertempuran ini sekarang dikenal sebagai Hari Pahlawan. Rakyat bertempur pantang menyerah secara sangat heroik melawan tentara Sekuku yang baru keluar sebagai pemenang dari Perang Dunia II. Pada waktu yang bersamaan, 10 November 1945, pemuda-pemuda melangsungkan kongres pertamanya di Jogja menyatakan semangat menyala-nyala akan ikut bertempur di Surabaya selesai kongres, sementara sebagian delegasi Surabaya kembali ke daerahnya.
Pemerintah Indonesia selalu mengusahakan taktik diplomasi dan pertempuran silih berganti. Dalam persetujuan Linggarjati Belanda mengak ui kekuasaan de fakto Republik Indonesia atas Jawa, Madura dan Sumatra.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda mengadakan Aksi Polisionil ke-I (istilah Belanda) dan pada 19 Desember 1948 melakukan agresinya ke-II dengan menyerbu Ibukota Republik di Jogya.

Sekedar lukisan suasana untuk menggambarkan perjuangan para wanita pada waktu permulaan Zaman Kemerdekaan. Revolusi Agustus 1945 mendobrak ikatan-ikatan adat dan tradisi yang sebelumnya menghambat gerak maju wanita. Penderitaan dan penghinaan selama penjajahan sudah cukup berat, dan kini, sewaktu revolusi urusan-urusan yang tidak pokok tidak dihiraukan lagi. Seluruh rakyat merasa terpanggil untuk ikut berjuang membela dan mempertahankan kemerdekaan. Organisasi-organisasi wanita pada umumnya di waktu itu mengutamakan usaha-usaha perjuangan, baik di garis belakang dengan mengadakan dapur umum dan pos-pos Palang Merah, maupun di garis depan dengan nama suatu badan perjuangan ma upun tergabung dengan organisasi-organisasi lain. Timbul laskar-laskar wanita; tugas-tugas mereka sangat luas: di garis depan, di medan pertempuran, melakukan kegiatan intel, jadi kurir, menyediakan dan mengirimkan makanan ke garis depan, membawa kaum pengungsi, memberi penerangan dll.

Dalam kesibukan revolusi fisik maupun dalam bidang sosial politik, pergerakan wanita berbenah diri untuk menggalang persatuan yang kuat. Kongres pertama diadakan di Klaten pada bulan Desember 1945, dengan maksud menggalang persatuan dan membentuk badan persatuan. Persatuan Wanita Indonesia (perwani) dan Wanita Negara Indonesia (Wani) dilebur menjadi badan fusi dengan nama Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari).

Pada bulan Februari 1946 di Solo, lahirlah Badan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Pada bulan juni 1946 diselenggarakan Kongres Wanita Indonesia di Madiun, yang merupakan Kongres Wanita Indonesia ke -V. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk menembus blokade ekonomi dan politik, Kongres memutuskan antara lain mulai mengadakan hubungan dengan luarnegeri. Maka dari itu Kongres Wanita Indonesia menjadi anggauta WIDF (Women's International Democratic Federation). Dijiwai oleh tekad untuk ikut serta dalam pembangunan jaringan kerjasama Internasional, mendukung pergerakan wanita selanjutnya menyusun program-program kerja, yang tidak hanya meliputi bidang pembelaan negara, tetapi juga bidang-bidang sosial, politik, pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan derap perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik pada waktu itu.

Secara umum arah perkembangan gerakan wanita sampai tahun 1950 telah mencakup paling tidak hal-hal berikut:
1. pertama, sebagai kelanjutan dari kecenderungan pada masa sebelumnya, wawasan dan lingkup perhatian organisasi wanita telah meluas tidak hanya pada masalah dan isue wanita saja, te tapi juga ke bidang-bidang lain seperti politik dan pemerintahan.
2. Kedua,muncullah jenis organisasi wanita yang semakin beragam. Selain organisasi-organisasi yang sudah ada sebelumnya seperti organisasi yang berafiliasi pada partai politik dan organisasi yang berazaskan agama, muncul pula organisasi khusus pada kelompok sosial tertentu seperti dikalangan istri Angkatan Bersenjata, dan organisasi profesi. Selain itu, azas demokrasi yang dipercaya sebagai dasar negara yang baru merdeka juga telah mendorong kaum wanita untuk membentuk partai politik agar kepentinngan kaum wanita juga terwakili dan tersalur.
3. Ketiga, ruang gerak organisasi wanita juga semakin meluas, tidak hanya lokal dan nasional tetapi juga internasional, dengan bergabungnya organisasi-organisasi dalam Kowani dengan WIDF.
4. Keempat,sebagai akibat orientasi gerakan yang diambil, kegiatan organisasi-organisasi wanita juga beragam. Yang terakhir ini paling tidak dapat dipisahkan menjadi dua kelompok besar, pertama organisasi-organisasi yang mendasarkan kegiatannya pada kesejahteraan (welfare) yaitu masalah pendidikan, sosial ekonomi, kewanitaan dan kegiatan karitatif; dan kedua organisasi yang berkonsentrasi pada masalah-masalah politik. Kelompok yang disebut pertama jumlahnya lebih besar dari yang kedua, dan mencakup diantaranya organisasi-organisasi yang tergabung dalam Kowani, organisasi-organisasi yang berazaskan agama, organisasi khusus dan organisasi profesi. Sedangkan yang termasuk kategori kedua yaitu berfokus pada kegiatan politik tidak lebih dari tiga organisasi saja. Di sini terlihat bahwa ciri domestik dan karitatif memang sejak awal telah melekat pada organisasi wanita dan tetap bertahan sebagai ciri utama yang membedakannya dari organisasi massa umum yang didominasi laki-laki.

Sesudah tahun 1950 masalah-masalah politik makin banyak minta perhatia n. Bermacam persoalan yang berkaitan dengan masalah penyusunan kekuatan partai-partai politik. Perhatian masyarakat mulai disita oleh persiapan penyelenggaraan pemilihan umum pertama yang akan diadakan pada tahun 1955.
Makin banyak kegiatan kaum wanita yang ditujukan kepada masalah-masalah politik, mengingat usaha masing-masing aliran politik untuk tampil sebagai pemenang dalam pemilihan umum. Tapi tidak dilupakan juga, masalah rutine sebelumnya seperti memperjuangkan peraturan perkawinan yang tidak merugikan kaum wanita. Organisasi-organisasi yang berafiliasi pada partai politik sibuk membantu partai induknya mempersiapkan diri menghadapi pemilu.
Kegiatan politik para wanita anggauta organisasi-organisasi bagian wanita partai-partai politik mendorong kaumnya kearah kesadaran politik. Tetapi difihak lain masih perlu dipertanyakan sampai dimana kegiatan-kegiatan mereka dalam menangani masalah- masalah yang sifatnya kewanitaan dan karitati f saja diorganisasinya itu.

Jadi perkembangan yang terjadi yalah semakin banyaknya organisasi wanita seprofesi seperti Ikatan Bidan Indonesia (1951), Ikatan Guru Taman kanak-kanak (1951), Perhimpunan Wanita Universitas Indonesia (1957) yang namanya kemudian berobah menjadi Ikatan Sarjana Wanita indonesia dsb. Selain itu, mulai muncul pula organisasi dari para isteri, yang suaminya tergabung dalam organisasi profesi, seperti Persatuan istri insinyur Indonesia (1951), Ikatan istri dokter Indonesia (1954), Ikatan istri wartawan Indonesia (1957 dsb.
Juga dilingkungan jawatan-jawatan dan departemen pemerintah misalnya: Ikatan Wanita Kereta, IKW, Ikatan Istri Kementrian Penerangan dan beberapa lagi.
Organisasi semacam ini lebih bersifat kekeluargaan dan sosial, dibentuk dengan fungsi penunjang profesi dan organisasi profesi suami. Karena itu kegiatan yang dilakukan lebih bersifat perpanjangan peran domestik para isteri te rsebut seperti misalnya menangani urusan konsumsi bagi rapat dan kegiatan kantor suami piknik keluarga, kursus ketrampilan rumahtangga dan kegiatan2 serupa. Selain itu, organisasi semacam ini juga memainkan fungsi kontrol sosial terutama bagi gerak dan tingkah laku sosial para suami.

Sampai tahun 1965 dapat dikatakan bahwa lingkup perhatian dan wawasan kaum wanita cukup luas dan mendunia, disamping merupakan cerminan dari aliran politik ditingkat nasional.


Source: http://dwpkbri-rome-artikel.blogspot.com/2007/11/sepintas-gerakan-wanita-indonesia-dalam.html

Catatan Kuliah

Banjar, Organisasi Tradisional Masyarakat Bali

Monday, November 22, 2010

Ditulis oleh: kompiang @ 18 Oct 2006


Banjar merupakan organisasi kemasyarakatan masyarakat tradisional Bali. Organisasi ini seperti sistem RT/RW pada masyarakat Indonesia modern. Sudah ada sejak jaman dahulu kala dan mulanya dikenal dengan nama subak.

Awalnya subak itu merupakan organisasi yang hanya mengatur masalah-masalah di sawah (sebelum bule-bule datang menjajah negeri ini dan kemudian berjemur di pantai) berhubung masyarakat Bali saat itu sebagian besar mata pencahariannya bertani.

Dalam subak ini diatur masalah pengairan, sehingga tidak ada masalah rebutan sumber air. Juga masalah lain yang berkaitan dengan pertanian seperti misalnya penanggulangan hama, pengadaan upacara di pura subak, membantu anggota yang sawahnya panen dan sebagainya.

Gue sebenarnya tidak banyak melihat kegiatan para anggota subak karena gue lahir pada jaman bule-bule sudah berjemur telanjang di pantai, dimana sawah-sawah sudah banyak menjadi villa buat bule-bule itu.


Jenis Banjar


So, cukup mengenai subak dan kita kembali ke banjar. Banjar, dengan berkembangnya jaman juga mulai berubah, tepatnya bertambah fungsi. Kalo dulu hanya untuk kepentingan di sawah, namun sekarang banjar juga mengurus masalah administrasi dari pemerintahan (Pemerintah Negara Republik Indonesia yang dalam teorinya bersatu, berdaulat, adil dan makmur).

Menurut bidang geraknya banjar dapat dibagai 4 bagian, namun kita akan bahas 2 bagian aja, mengingat 2 jenis banjar laennya agak mirip dalam fungsi:

Banjar Dinas, ketuanya disebut kelian dinas, fungsinya lebih ke urusan adminsistrasi. Urusan administrasi seperti membuat KTP, Kartu Keluarga dimulai disini. Trus birokrasi di Negara Indonesia tercinta ini akan mempersilakan dengan sopan kepada pemohon KTP, KK untuk mengurusnya kemudian di Kantor Kelurahan. Efektif untuk menyibukkan pegawai kantor kelurahan dan menguji kesabaran. Banjar Adat, ketuanya disebut kelian adat. Urusan sosial seperti saat ada kematian, upacara perkawinan krama banjar serta upacara-upacara keagamaan diatur disini. Kelian adat dan kelian dinas suatu banjar ngga selalu orang yang sama. Namun, walaupun misalnya punya dua orang kelian, dalam setiap sangkep (musyawarah, pertemuan) apapun, kedua kelian ini biasanya diwajibkan hadir.

Berbeda dengan system RT/RW yang memakai angka (nomor maksudnya bro…), system banjar dibedakan atas namanya. contoh: Banjar Tegalantang Klod (banjar gue he he), trus ada Banjar Tegallinggah, Banjar Pemedilan, Banjar Kerandan and ribuan lagi . Umumnya nama banjar itu sangat khas berbau Bali.

Jumlah banjar di tiap kelurahan juga sangat beragam. Umunya sekitar 5 sampai ratusan banjar, tergantung dari seberapa luas wilayah kelurahan tersebut.


Prinsip Banjar


Peranan banjar di mata gue (kalo lagi tidak belekan) sangat penting. Sebab inilah organisasi dimana rasa kekeluargaannya sangat tinggi, setidaknya begitulah didaerah gue. Prinsip utamanya adalah saling memberi dan menerima. Kasarnya kalo kamu tidak memberi maka kamu tidak akan menerima. YES…ini kalimat paling jenius yang pernah gue ketik.

Bila misalkan dalam setiap kegiatan banjar seperti gotong-royong, upacara kematian, perkawinan dan sebagainya, seorang krama banjar sering tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas (seperti sibuk kerja), maka apabila nanti orang itu mempunyai kegiatan/upacara, jangan harap ada anggota banjar yang akan hadir dirumahnya untuk membantu.

Kalo sekedar upacara biasa atau perkawinan sih nggak apa-apa, kita masih bisa mengundang teman-teman lain untuk memeriahkan suasana dan membeli seluruh sarana upacaranya. Bagaimana dengan kematian? Orang mati bisa jalan sendiri ke kuburan apa? Dan biasanya ‘teman-teman’ itu hanya akan dekat kalo kita membagikan kesenangan bukan untuk memandikan jenazah dan mengusungnya ke kuburan.

Separah itu? Ngga juga¦.

Biarpun misalnya ada seorang krama banjar tidak pernah ikut dalam kegiatan banjar itu meninggal, maka krama banjar yang lain biasanya tetap datang ke rumahnya dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan, walaupun dengan paksa rela.

Sebab dalam pandangan banjar lain adalah memalukan jika sampai saat terakhir krama banjar tetap tidak memberi maaf dan berharap keluarganya yang tersisa akan kembali aktif dalam kegiatan banjar.

Oh ya, satu keluarga tidak harus mengikutkan seluruh anggota keluarganya dalam setiap kegiatan banjar. Misalkan jika bokap gue berhalangan yaaa bisa diwakilkan oleh gue atau nyokap gue. Kecuali jika kegiatan itu melibatkan kegiatan yang sensitif terhadap jenis kelamin, seperti memotong bambu buat upacara tertentu, ya harus diwakili cowok, demikian juga sebaliknya.


Banjar vs Pendatang

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana kah nasib para pengembara dari luar Bali yang terpaksa harus terdampar di salah satu banjar di Bali? Dengan berat hati gue akan bilang sungguh tidak beruntung nasib orang itu. Kidding… kupo.

Yang jelas tidak ada paksaan bagi para pendatang untuk masuk menjadi anggota banjar. Namun belakangan ini masyarakat Bali mulai sensitif dengan para pendatang. Setiap pendatang di suatu banjar akan dicari dan diperiksa apakah sudah mempunyai KTP. Kalo belum ya harus buat. Trus mereka juga harus mempunyai pekerjaan tetap yang tidak bertentangan dengan hukum dan undang-undang.

Kalo pekerjaan tetapnya semacem maling ato garong, yaaa… maap, mereka akan dipulangkan ke daerahnya. Setidaknya begitulah ancaman gue kepada para tukang sablon deket rumah.

Pendatang sebenarnya bukan masalah, hanya saja keberadaan dan identitas mereka harus jelas. Sebab sering terjadi kasus dimana bule-bule banyak ngontrak rumah trus ngakunya bisnis barang antik, eh.. taunya bandar narkoba internasional. Ada juga orang kaya kalem, juga buat pabrik narkoba. Trus ada yang berkedok kos-kosan, yang mana gue hampir ikutan kumpul kebo di sana.

Begitulah, karena mereka bukan krama banjar yang lahir dan besar DAN terawasi di daerah banjar tersebut, maka diambil pendekatan hukum untuk memantau mereka. Jangan sampai kegiatan mereka merugikan orang lain dan mencemarkan nama baik banjar.

Akhir kata banjar merupakan wujud kesadaran berorganisasi masyarakat Bali yang sudah tercipta sejak dahulu. Walaupun gue tidak bangga, karena negara ini masih tetep ngutang kepada IMF namun gue senang menjadi krama banjar dengan sistem kekeluargaannya. Dan mudah-mudahan pemerintah tidak lagi memaksakan sistem RT/RW kepada masyarakat Bali.

Source: http://tourdebali.com/84/banjar-organisasi-tradisional-masyarakat-bali/

Catatan Kuliah

Budaya Organisasi dalam Peningkatan Kinerja

Friday, November 19, 2010

Pengantar

Budaya Organisasi merupakan bagian dari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Teori Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja staff. Manajemen Sumber Daya Manusia melihat Budaya Organisasi diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi melihat Budaya Organisasi sebagai wadah tempat individu bekerjasama untuk mencapai tujuan.


Perkembangan

Dalam pekembangannya, Budaya Organisasi pertama kali dikenal di Amerika dan Eropa pada era
1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari

Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology.Sedangkan, di Indonesia mulai dikenal pada era 80 – 90-an, saat banyak dibicarakan
tentang konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta
pembudayaan nilai-nilai baru, serta meningkatkan kinerjan di berbagai tingkatan organisasi maupun administrasi.


Pengertian

Meminjam konsep Peter F. Drucker, Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas. Sedangkan Edgar H. Schein memandang Budaya Organisasi sebagai system makna bersama, yg dianut oleh anggota-anggotanya. Sistem Budaya Organisasi ini yang
membedakan organisasi yg satu terhadap organisasi lainya.

Karakteristik

Lebih lanjut Robbins (2001), memberikan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada manusia
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas


Peranan Budaya Organisasi dalam pembangunan kinerja staff

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa Budaya Organisasi
merupakan sistem nilai yang diyakini, dapat dipelajari, dapat diterapkan dan
dikembangkan. Budaya Organisasi berfungsi sebagai perkat, pemersatu,
identitas, citra, motivator bagi seluruh staff dan orang-orang yg ada di dalamnya. Selanjutnya, sistem nilai tersebut diwariskan kepada generasi
berikutnya, dan dapat dijadikan acuan prilaku manusia dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.

Source: http://cokroaminoto.blogetery.com/2008/06/10/budaya-organisasi-dalam-peningkatan-kinerja/

Catatan Kuliah

Sekilas Tentang Teori - Teori Organisasi

Friday, November 19, 2010

Perkembangan teori-teori organisasi dapat dilihat dan dikaji sejak sejak tahun-tahun pertama abad keduapuluh, yang secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar yakni: (1) classic; (2) behavioral, (3) system, dan (4) contingency.

1. Classic

Pada mulanya teori administrasi/manajemen atau organisasi telah dirancang secara tradisional/klasik. Terdapat 3 kategori pokok pendekatan klasik ini: (1) scientific management; (2) administrative management; dan (3) the bureaucratic model of organization (Beach, 1980: 133).


a. Scientific management.

Pendiri gerakan manajemen ilmiah ini adalah Frederick W. Taylor (1856-1915), seorang insinyur dan ahli manajemen Amerika. Dia tidak menciptakan teori umum mengenai organisasi; namun hanya mengusulkan sejumlah teknik dan filsafat yang diturunkan dari pengalamannya yang lebih luas di bidang manajemen dan konsultan. Dia menaruh perhatian pada manajemen pabrik dan efisiensi, memperkenalkan konsep dan teknik analisa/studi jabatan, analisa waktu, standarisasi jabatan, spesialisasi tugas, penentuan keseimbangan kerja, seleksi pegawai secara teliti, teknik pelatihan staf, dan kompensasi berupa insentif gaji untuk membantu mencapai hasil kerja yang lebih tinggi
Taylor memindahkan tanggungjawab kegiatan perencanaan yang semula ditangani para pekerja (bawahan) diserahkan kepada seorang spesialis manajemen. Dia juga memperkenalkan sistem pengelolaan pabrik yang disebut dengan functional foremanship (kepengawasan fungsional yang dilakukan para mandor). Meskipun tidak bertahan lama, sistem ini merupakan pembuka jalan ke arah perluasan perencanaan staf dan sistem pengawasan di pabrik-pabrik.

Secara umum, kita memandang bahwa gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori Taylor diarahkan pada pencapaian produktivitas kerja yang tinggi, keuntungan yang lebih besar, biaya murah, dan sistem pengawasan mesin-manusia yang lebih efektif.

b. Administrative Management.

Kalau scientific management memfokuskan perhatiannya pada organisasi dari level manajemen bawah, maka para teoritisi manajemen administratif memandang organisasi dari puncak (from the top-down). Para pemuka manajemen administratif ini antara lain: Henri Fayol, seorang industrialis Perancis; L. Gulick, spesialis administrasi publik dan akademisi; Lyndall Urwick, seororang teoritisi dan konsultan Inggris; James D. Mooney dan Alan C Reiley, pimpinan dari General Motor, Amerika (Burhanuddin, 1994).

Para teoritisi manajemen adminisitratif tersebut mengumandangkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen secara umum. Meskipun prinsip-prinsip yang mereka kemukakan berbeda satu sama lain, namun pada umumnya mereka mempunyai kesatuan proposisi sebagai berikut :

■   Spesialisasi fungsi dan pembagian kerja penting bagi efisiensi.
■   Tanggung jawab dan kekuasaan supervisor dan manajer harus dilukiskan secara jelas. Di sana harus   terdapat garis kekuasaan secara jelas, dari atas ke bawah. Kekuasaan harus mengalir dari atas ke bawah, melalui struktur organisasi yang ada. Tanggung jawab harus sepadan dengan kekuasaan. Setiap anggota organisasi hanya memiliki satu pimpinan atau komando (unity of command).
■   Koordinasi fungsi dan anggota kelompok harus dilakukan oleh manajer di setiap unit.
■   Segala perintah, informasi dan pengaduan-pengaduan harus disalurkan melalui garis kekuasaan yang sudah ditetapkan.
■   Jumlah bawahan yang harus diawasi oleh seorang supervisor dibatasi antara 5 atau 6 orang. Namun belakangan formulasi demikian tidak begitu diterima, dan diperluas dengan batasan jumlah orang-orang yang diawasi sesuai dengan situasi atau kompleksitas kerja atau faktor-faktor lain.
■   Pertama-tama, rancanglah organisasi dan tugas-tugas kemudian temukanlah orang-orang yang dapat menangani tugas-tugas yang telah dirumuskan tersebut. Janganlah membentuk pekerjaan (job) untuk dicocokkan pada kemampuan dan minat individual.


c. Bureaucratic Model

Konsep model birokrasi ini berasal dari Sosiolog Jerman Max Weber, yang banyak menghasilkan karya tulis pada tahun 1900-1920. Weber memandang dunia, khususnya masyarakat, secara sekular dan rasional. Di dalam membangun dan mengoperasikan suatu lembaga manusia yang terlibat di dalamnya, cenderung mendasarkan tindakannya pada pengetahuan, pengambilan keputusan rasional, teknologi dan sangat sedikit sekali pada hal-hal mistik dan gaib. Dia memandang birokrasi yang ada di organisasi merupakan alat yang sangat efisien dalam mengoperasikan organisasi-organisasi yang berskala besar, baik swasta maupun milik pemerintah.

Ciri-ciri pokok birokrasi ini adalah :

■   Pembagian kerja yang tegas dan spesialisasi yang tinggi,
■   Setiap biro yang ada di bawah berada di bawah kontrol yang lebih tinggi (hierarkis),
■   Sistem pemerintahan diadministrasikan secara obyektif,
■   Penempatan tenaga kerja, penugasannya didasarkan pada kualifikasi, bukan pada hubungan sanak famili atau favoritas.
■   Adanya keamanan kerja bagi bawahan, dan
■   Penggunaan catatan, dokumen, dan arsip-arsip secara ekstensif.

2. Behavioral Science

Para penyokong bidang ini, mulai kerjanya dari tahun 1920-an sampai dengan awal 1950-an. Mereka dinamakan human relationist. Pada tahun-tahun itu mereka tidak disebut sebagai ilmuwan behavioral. Pada pokoknya mereka sebenarnya adalah para psikolog dan sosiolog industri milik Perguruan Tinggi. Industri privat adalah laboratorium mereka. Penemuan-penemuan (riset) Elton Mayo dan teman-temannya di Universitas Harvard terhadap Hawthorne Works or The Western Electric Company di Chicago menandai munculnya gerakkan human relation ini. Penelitian tersebut berlangsung sejak tahun 1927 sampai pada tahun 1932. Rangkaian studi ini membuktikan kunci pentingnya tekanan-tekanan kelompok, hubungan sosial, dan sikap terhadap supervisi dan pekerjaan yang menentukan produktivitas kelompok.

Kalau teoritisi organisasi klasik menaruh perhatian mereka pada tugas, struktur, dan kekuasaan. maka para ahli human relation ini menekankan pada dimensi manusianya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem sosial sebagaimana dikembangkan oleh para sosiolog dalam menawarkan bentuk dan desain organisasi (Champoux, 2003), demikian juga yang diterapkan dalam teknik ekonomi. Kelompok kerja informal diidentifikasikan sebagai sumber kontrol pekerja yang utama. Kedua bentuk organisasi baik formal maupun informal harus diperhitungkan untuk menjelaskan sebagaimana dan mengapa suatu organisasi berfungsi sedemikian rupa.

Penulis-penulis tradisional memandang kekuasaan pada pemimpin dan upah sebagai motivator primer. Sementara para ahli yang menganut paham hubungan manusiawi menekankan pentingnya faktor-faktor psikologis dan sosial didalam membentuk tingkah laku anggota organisasi. Kebanyakan para teoritisi hubungan manusiawi beranggapan bahwa perencanaan manajemen dan pengambilan keputusan memberikan pengaruh positif baik terhadap “morale” maupun produktivitas. Para manajer diingatkan bahwa tingkah laku manusia di organisasi terdiri dari komponen rasional dan non rasional Perasaan-perasaan, sentimen, dan nilai-nilai merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para manajer. Pengaruh human relation begitu pesat, sehingga muncul latihan-latihan manajemen di bidang industri dan pemerintah yang memuat program motivasi, “morale” kepemimpinan, komunikasi antar pribadi, keterampilan memberikan penyuluhan, dan dinamika kelompok. Tegasnya manajer-manajer lebih disadarkan pada pentingnya dimensi monusia.

Walaupun demikian, gerakan human relation ini juga tidak terlepas dari kritik-kritik terutama yang datang dari lapangan industri. Para ahli human relation dianggap terlalu lunak tertadap para pekerja, menekankan pada usaha yang bersifat memanipulasi para bawahan, tidak mengindahkan pengaruh yang muncul dari perserikatan-perserikatan, dan teknologi yang digunakan organisasi.

Para pendukung modern menolak penggunaan istilah human relations. Mereka sebaliknya menamakan diri dengan istilah behavioral scientists (ilmuwan tingkah laku manusia), psikolog organisasi, teoritisi organisasi. dan para ahli pengembangan organisasi. Di antara sekian banyaknya para ahli yang mendukung antara lain: Douglas Mc gregor, Rensis Likert, Frederick Herzberg, Warren Bennis dan Chris Argyris (dalam Burhanuddin, 1994; Yukl, 2002).

Meskipun masing-masing ahli tersebut memberikan dukungan mereka secara unik bagi pendekatan behavioral science namun terdapat kesatuan dan konsistensi tema di antara pandangan mereka. Mereka menunjukkan suatu pandangan yang optimis terhadap hakikat manusia. Mereka juga mempercayai adanya kemuliaan dasar yang dimiliki manusia. Lebih jauh lagi, bahwa prestasi kerja dapat dicapai melalui bimbingan dan pengawasan secara mandiri, bukan melalui birokrasi yang kaku. Dengan demikian, tindakan job enrichment akan lebih efektif ketimbang model pembagian kerja/pembatasan tugas yang sempit. Motivasi positif, kepemimpinan suportif, dan metode-metode supervisi kelompok lebih dipentingkan. Mereka juga berpendirian bahwa iklim organisasi yang layak adalah suatu iklim dimana semua anggota kelompok dan manajer lebih bersikap terbuka, tulus dan saling mempercayai. Kerja sama dan teamwork lebih baik daripada sistem kompetisi antar pribadi yang tidak sehat, dan umumnya bersifat merusak seperti kebanyakan kita saksikan di organisasi-organisasi tidak terkecuali lembaga pendidikan semacam sekolah.

3. System Aproach

Pendekatan ketiga dalam menganalisis organisasi adalah dengan menerapkan konsep sistem. Teori sistem sudah populer sejak beberapa dasawarsa yang lalu karena kemampuannya dalam menyuguhkan suatu model sistem universal yang mencakup berbagai bidang kehidupan: fisik, biologis, sosial, dan fenomena tingkah laku manusia. Para teoritisi mencoba menemukan generalisasi-generalisasi yang membantu dalam menjelaskan bagaimana berfungsinya segenap kesatuan dan proses.

Seperti telah disinggung sebelumnya, para teoritisi organisasi sebenamya memperlakukan organisasi itu sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terorganisir, terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantungan satu sarna lain. Ada beberapa konsep penting mengenai penerapan sistem terhadap organisasi, yaitu:

■   Organisasi manusia lebih bercirikan sistem terbuka, yang-berarti berinteraksi dengan berbagai unsur yang ada di lingkungan.
■   Organisasi cenderung mengarah kepada suatu dinamika atau keseimbangan yang bergerak (moving equilibrium). Anggota-anggota organisasi berusaha mempertahankan dan memelihara organisasi agar tetap hidup. Mereka mereaksi segenap perubahan dan kekuatan-kekuatan baik yang ada di luar maupun dalam organisasi itu sendiri guna menemukan keadaan baru agar tetap seimbang.
■   Untuk menjaga keseimbangan sistem organisasi, maka dikelola segenap informasi dari rangkaian kegiatan yang dapat memberikan umpan balik penyempurnaan setiap penyimpangan.
■   Organisasi sebenarnya bagian dari hirarkhi sistem yang terdiri dari divisi, departemen, seksi-seksi dan kelompok individu. Atau tegasnya, organisasi tertentu bisa merupakan bagian atau sub dari sistem yang lebih besar.
■   Ketergantungan adalah merupakan konsep kunci bagi teori sistem. Diterapkan dalam organisasi, berarti didalamnya terdiri dari komponen-komponen yang saling bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
■   Konsep holism dalam memahami organisasi menunjukkan bahwa keseluruhan suatu struktur atau kesatuan adalah lebih dari sekedar kumpulan bagian-bagian. Konsep ini melandasi perlunya tindakan terpadu atau kompak (sinergy), yang berkaitan dengan kemampuan komponen-komponen organisasi untuk mencapai sasaran bersama. Tindakan bersama diayakini dapat melebihi hasil yang dicapai , dibandingkan secara perorangan.
Konsep sistem menolong kita dalam mendiagnosa hubungan yang saling berinteraksi di antara tugas/kegiatan, teknologi, lingkungan dan anggota organisasi. Para praktisi menerapkan konsep sistem dalam merancang, membangun, mengoperasikan sistem info manajemen dan proses automasi. Lebih jauh lagi penggunaannya dilihat pada rancangan-rancangan organisasi matriks dan proyek.

Berbeda dengan model-model organisasi klasik, pendekatan sistem menunjukkan bahwa para manajer sesungguhnya beroperasi dalam situasi yang mudah berubah, dinamis, dan sering tidak menentu. Mereka pada umumnya tidak berada dalam kontrol sepenuhnya (terkendali) terhadap situasi-situasi, dan harus berusaha menyesuaikan kegiatan/tindakan, mencapai kemajuan ke arah tujuan yang ditetapkan, di samping menyadari bahwa hasil-hasil yang akan diperoleh itu juga dipengaruhi oleh banyak faktor dan kekuatan.

4. Contingency

Sebelumnya teoritisi memandang, bahwa prinsip-prinsip organisasi dan manajemen telah muncul secara universal. Namun, penelitian empiris yang dilaksanakan selama dua puluh tahun terakhir ini membuktikan bahwa rancangan organisasi secara optimal bergantung pada banyak faktor, baik yang ada di dalam maupun luar organisasi. Oleh karena itu, hasil-hasil pemikiran kontemporer sesungguhnya menganjurkan pendekatan kontigensi ini dalam mendesain suatu organisasi. Dan ini membutuhkan suatu tindakan penilaian terhadap banyak kekuatan atau pendorong yang saling berinteraksi.

Organisasi menurut pandangan kontigensi ini bukanlah beroperasi dalam suasana vacum, melainkan berada dalam situasi yang lebih kompleks dan menghadapi banyak faktor baik yang bersifat mendorong maupun menghambat yang kesemuanya harus dipertimbangkan secara matang, guna kesuksesan organisasi itu sendiri.

Sumber:

Adaptasi dan disarikan dari : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.2008. Pengorganisasian Sekolah. Materi Diklat Calon Kepala Sekolah/Kepala Sekolah. Jakarta