Ketika Harus Resign
Thursday, December 23, 2010Hari itu sudah ditentukan
Keputusan sudah diambil
Surat sudah dilayangkan
Bagaimanapun, harus melangkah ke depan
Yup, tinggal beberapa hari lagi saya di kantor ini. Kantor yang berada di kawasan jakarta pusat, bergerak di bidang telekomunikasi. Ada rasa sedih, senang semua bercampur jadi satu. Sedih, karena akan meninggalkan teman-teman yang sudah seperti keluarga di sini. Senang, karena akan menapaki kehidupan dan pengalaman baru, di tempat baru, menyongsong masa depan yang lebih baik (InsyaAllah, amin..).
Sebenernya, saya sudah betah dan nyaman bekerja di kantor yang sekarang. Bagaimana tidak nyaman? Teman banyak, atasan baik, rekan kerja sangat kooperatif dan penuh rasa kekeluargaan (yaa.. meskipun ada lah satu atau dua orang yang tidak mengenakkan). Tapi, bukankah hal itu wajar saja? Iya, saya merasa berada di zona nyaman bekerja di sini. Memiliki atasan yang baik, teman sebaya yang banyak dan menyenangkan. Rasa-rasanya, saya ingin di sini saja.
Tapi, ternyata itu tidak baik. Bukan tidak baik untuk kesehatan badan, tapi kurang baik untuk masa depan. Mumpung masih muda, carilah pengalaman yang banyak.
Ngomong-ngomong soal resign. Menurut artikel yang pernah saya baca, ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang itu resign:
1. Gaji, Fasilitas dan Tunjangan
Kalau ini, menurut saya memang alasan atau hal yang wajar ketika seseorang ingin pindah kerja. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan gaji, fasilitas dan tunjangan yang lebih baik dan menjanjikan dari pekerjaan sekarang? Termasuk saya tentunya. Apalagi kalau misalnya, orang itu sudah berkeluarga. Tentu kebutuhan hidup lebih banyak jadi juga memerlukan pendapatan yang lebih untuk mengimbanginya.
2. Atasan yang rese', terlalu banyak menuntut
Alhamdulillah, atasan saya orangnya sangat baik. Mau izin tidak masuk? Gampang..., tinggal kasih tahu saja. Beliau juga sangat kooperatif. Jika saya tidak mampu menangani tugas tertentu, beliau akan membantu.
3. Overload job description
Hmm.., ada benarnya juga sih. Saya pernah dengar, temen saya cerita kalau temennya itu akan resign dari kantornya. Katanya, dia resign karena dia merasa sudah capek. Pekerjaan yang dia tangani banyak banget... jadi, dia kewalahan.
4. Kenyamanan tempat kerja
Sebenernya, saya sudah merasa betah kerja di kantor saya sekarang. Suasana di sini sangat nyaman, penuh rasa kekeluargaan. Apalagi, saya punya teman-teman yang seumuran lumayan banyak... Jadi, bekerja di sini seperti belajar di kampus. Setiap makan siang, kita berkumpul di satu ruangan meeting, makan bersama dengan menu yang sama (kita katering makan siang di teman). Sambil makan, sambil cerita-cerita. Apapun diceritain. Hmmm,,, bakal kangen nih sepertinya. :D
5. Konflik dengan rekan kerja
6. Alasan pengembangan karir
7. Bosan dengan rutinitas
8. Akses ke tempat kerja
9. Merasa tidak cukup mampu
10. Melanjutkan cita-cita yang tertunda
Dari ke semua alasan yang diungkapkan di atas, sepertinya alasan no. 6 yang menguatkan hati saya untuk memutuskan resign. Jadi inget, sewaktu saya mohon pamit, kemudian diajak diskusi dengan salah satu atasan di sini. Saya ceritain semuanya, dan kemudian beliau bertanya "Hal apa yang paling berkesan selama bekerja di sini?" Huhuhu, saya hampir-hampir menangis karena pertanyaan itu bagi saya begitu menyentuh. Begitu banyak pengalaman yang saya dapat di sini. Tapi, beliau juga bilang "Saya selalu mengapresiasi siapa saja yang telah punya keinginan dan tujuan dalam hidupnya". Wah..hati saya langsung plong.
Yup, begitulah. Ketika kita telah membuat suatu keputusan, bukankah kita juga yang akan mempertanggungjawabkan? Saya menganggap ini merupakan amanah dari Allah. Ini adalah skenario yang telah ditulis untuk saya. Dan sebagai pemain, kita hanya tinggal mengikutinya. Hehehee
0 comments