Catatan Anak-Anak

Belum Bisa Makan Pedes

Thursday, November 09, 2017

Setiap kali saya kerepotan di dapur, satu-satunya yang bisa didelegasikan untuk menjaga Akhdan adalah Faiza. Lha siapa lagi?

"Kakak ajak main Akhdan dulu ya."
"Iya..."

Tapi, kadangkala anaknya pengen ikutan nimbrung juga di dapur. Cita-citanya mau jadi koki katanya. Seperti tadi siang.

"Mmm...wanginya harum banget. Bunda bikin apa sih?"
Manis banget rayuannya.
"Bunda masak saus ikan gurame."
"Mmm...sepertinya enak. Boleh aku bantu?"
"Yah...udah selesai kak. Ini lagi dimasak. Mmm...kakak nanti ikut makan ya pakai saus ini..."
"Wah...harumnya seperti saus spagheti. Aku mau aku mau." (matanya berbinar)
"Bener mau?"
Saya bikin sausnya sedikit pedes. Pedas manis sih. Faiza jaraaaang banget bisa makan makanan yang ada pedes-pedesnya. Kesempatan nih mumpung dia yang pengen duluan. Akhirnya saya ambilin trus minta dia untuk nyicip.

"Pakai nasinya juga kak makannya. Jadi ikannya dicolek ke sausnya."
"Iyaaa..."
Saya perhatikan ekspresinya. Dan ternyata...
"Enak. Enak bunda."
Wah....brarti pedasnya pas nih. Pikir saya.
"Ya sudah, habisin dulu ya kak. Akhdan kalau mau dikasih lho ya.."
"Iyaaa. Akhdan sini, makan bareng kakak."

Beberapa menit kemudian.
"Lho, kakak sudah selesai makannya?"
"Sudah."
"Lha ini masih banyak sausnya. Ga pakai sausnya ya?"
"Ikannya sudah habis. Aku ga mau ah sausnya. Pedes."
"Lha tadi katanya enak?"
"Ga mau ah. Bunda sih bikinnya pedes."
"Kan bunda bilang pedes manis."
"Aku ga suka."

Yaaah... Dia belum bisa makan pedas. Gagal deh.

#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike8
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif

Catatan Anak-Anak

Pillow Talk Sesi 2: Sombong itu Apa?

Thursday, November 09, 2017

Seperti biasa, sebelum tidur diawali baca buku dulu. Kali ini mengulang pelajaran dia membaca, yaitu buku Bacalah 2. Dalam buku itu ada kalimat 

Belajarlah yang rajin, jangan mudah bosan
Bicaralah yang sopan, jangan sombong
Di desa saya ada kegiatan gotong royong


Selesai membaca buku, kami kemudian tiduran.
"Eh kak, kata-kata di bukunya bagus ya? Belajarlah yang rajin, jangan mudah bosan. Ya kan? Tuh kak, berarti kalau belajar ga boleh bosan."
"Bosan itu apa?"
"Bosan itu jenuh. Ga mau ngulang-ngulang. Aduh capek... aduh...aduh... Gitu. Kakak ga gitu kan?"
"Enggak kok. Aku ga bosen."
"Kalau ga bosen, nanti kalau disuruh ngulang baca lagi ga boleh ngeluh. Kakak kan suka ngeluh tuh kalau disuruh baca lagi. Hayoo..."
"(senyum-senyum malu)"
"Ga boleh gitu lagi ya. Kan kalau diulang-ulang itu biar ga lupa. Nanti jadi makin lancar deh bacanya."
"Hehe..."
"Eh, tadi ada kalimat 'jangan sombong' ya kak? Sombong itu apa?" (pura-pura nanya)
"Sombong itu ga mau jawab kalau ditanya." (muka serius)
"He? Gimana maksudnya?"
"Ya maksudku, kalau ada yang nanya 'kamu lagi apa?' trus dia ga mau jawab, brarti dia sombong. Atau kalau ada yang minta tolong trus ga dibantuin brarti itu sombong. Gitu bunda.."
"Oh gitu..." (sambil mikir bener ga sih) 
 
"Eh, bunda bunda. Kalau gotong royong itu apa?"
"Gotong royong? Gotong royong itu kerja bakti."
"Kerja bakti itu apa?"
"Kerja bakti itu kerjasama. bareng-bareng. rame-rame. Mm...gotong royong itu kerja bareng-bareng. Gitu."
"Oh...."
"Jadi kalau misal kita rapiin rumah bareng-bareng. Kakak, Akhdan, bunda, ayah, semuanya ikut kerja berarti itu namanya gotong royong. Gitu kak."
"Kakak rapiin kamar aja sama boneka. Lha nanti Akhdan bantuin kakak. Bunda nyapu, ngepel, nyuci piring. Ayah nyuci baju deh. Gitu kan?"
"Yeee...bunda dong yang banyak."
"Hahahah.."


#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike7
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif

Catatan Anak-Anak

Pillow Talk Sesi 1: Memancing Cerita

Thursday, November 09, 2017

Pillow talk kami kemarin malam super malem karena anaknya belum ngantuk juga jam 10. 

"Kak, tadi yang masuk ngaji sedikit ya?"
"Iya, sedikit."
"Oh...berapa tadi anaknya yang masuk?"
"Ada...mmm...empat. Kiara, Adiba, Zafran trus sama kakak." (sambil ngitung pakai jari)
"Terus tadi kakak duduk sebelah siapa?"
"Sebelah Kiara."
"Mm...menurut kakak Kiara bisa diajak ngobrol ga? Kan Kiara masih kecil. Maksud Bunda, Kiara kalau ditanyain sama kakak jawab ga?"
"Iya, bisa jawab dia."
"Wah...brarti Kiara udah ngerti dong ya? Wah...pinter."
"Hu'uh. Nanti kalau ga ngerti kan kakak yang ajarin. Kakak kasih tahu."
"Iya gitu. Kalau ada temennya yang lain yang ga tahu, kakak kasih tahu juga."
"Iyaaa..."


#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike6
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif

Catatan Anak-Anak

Kebiasaan Faiza Nonton

Monday, November 06, 2017

Kebiasaan Faiza kalau belum ngantuk dan belum bisa tidur malam adalah:
1. main sendiri sambil gangguin Akhdan yang mau tidur
2. minta ayahnya download-in film anak-anak yang baru terus nanti dia tonton di TV
3. minta saya bacain buku cerita atau majalah anak-anak. Ga tanggung-tanggung, bisa 3-4 buku atau majalah yang harus dibacakan. Dower kan?

Seringnya nih ya...meskipun dia sudah nonton film anak-anak sampai selesai, dia masih minta saya buat bacain buku atau majalah. Nah, biasanya saya mau dengan syarat cukup 2 atau 3 cerita aja ya kak. Tak lupa saya selipkan pesan, supaya dengerin ceritanya sambil merem dan jangan lupa berdoa dulu.

"Filmnya judulnya apa kak? Totoro?"
"Bukan. Kiki"
"Oh...bukan Totoro? Kirain Totoro."

Sambil ikut nonton saya mencoba menerka isi ceritanya. Bagus juga gambar kartunnya.


"Ceritanya tentang apa sih kak?"
"Tentang...sapu terbang patah, dan dia tidak bisa naik sapu terbang lagi." (jelasin pakai tangan)
Heh? Saya melongo mendengar jawabannya. Emang iya sih ada cerita tentang sapu terbang Kiki yang rusak.

Saya kembali nanya.
"Kiki itu tukang nganter barang ya?"
"Hu'uh. Nganter nganter kue...atau barang apa aja..."

Di tengah-tengah film, Faiza menguap.
"Kakak sudah ngantuk? Yuk tidur."
Geleng-geleng dia.
"Jangan dipaksain. Tidur dulu. Besok dilanjutin lagi filmnya. Udah malam sekarang."
Kekeh geleng-geleng. Lalu dia beranjak pipis. Terus izin mau ganti baju, katanya bajunya bikin gerah. Saya pernah wanti-wanti kalau jangan keseringan ganti baju. Bundanya capek nyetrika. Akhirnya tiap mau ganti baju selalu minta izin dulu.

"Ayo kak, udah yuk bobo dulu yuk."
"Nanti.."
"Udah waktunya pak Musa lewat nih." (Pak Musa adalah yang ronda di komplek rumah)
"Aaah... Nanti dulu. Udah mau selesai kok."
"Ya udah. Habis film ini selesai langsung tidur ya."
"Ok."
"Kak, bunda tidur dulu ya?"
"...."
"Kak, bunda tidur dulu ya?" (memelas)
"(geleng-geleng)"
"Kak?" (nunduk memelas)

"(menatap tajam)"

Tiba-tiba terdengar lagu soundtrack filmnya. Yes. Sudah selesai.
"Yuk kak. Udah selesai tuh filmnya."



#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike5
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif






Catatan Anak-Anak

Ada Aja Alasan

Monday, November 06, 2017

Mungkin karena kecapekan, jadi badan saya rasanya enaaak banget. Bawaannya pengen tiduran aja. Semoga menjadi penggugur dosa. Aamiin. 

"Bunda, jadi ga kita ke kondangan?"
Kita bertiga memang sudah siap berangkat dari tadi. Tinggal nunggu ayahnya yang belum bersiap.
"Jadi kak, tunggu ayah dulu ya."
"Udah...kita berangkat sendiri aja. Naik ojek."
"Naik ojek? Kan jauh kak."
"Naik angkot aja bunda. Ayah lama."
"Eh...kan nanti kita berangkat rame-rame. Mba Nia juga mau ikut soalnya."

Faiza nih ya, kalau ada maunya beuh...kekeh lho ni anak. Pinter-pinternya kita memberi alasan yang masuk akal. Agar dia tidak bosen menunggu, akhirnya saya ajak dia keluar rumah.

"Eh kak, kita beli kado yuk."
"Ayo. Kita kadoin apa ya?" (Serius mikir)
"Iya. Kita kadoin apa ya kak enaknya?" (menunggu idenya dia, siapa tahu ada yang cocok)
"Oh...aku tahu. Kita kadoin sepeda aja bunda. Kaya punyaku tuh." (matanya kedip-kedip)
Dueng dueng. 
"Lha, itu sih kado buat kakak. Kan kita mau nyari kado buat mba Lina. Mba Lina kan sudah besar." (dalam hati, kado nikahan kak)
"Oh... Kan gapapa, kita beliin yang gede aja."
Dzig. Itu sih bunda juga mau.

Tiba-tiba saya keingetan punya simpanan barang yang belum terjamah.
"Eh kak, bunda sudah ada kadonya. Kita beli kertas kadonya aja yuk."
"Oh... Bener bunda sudah punya?"
"Iya. Kita cari kertas buat bungkus kado aja ya."
"Ya udah kalau gitu. Kita naik ojek aja bunda. Ga usah ajak ayah. Ayah masih lama. Kita pergi aja sendiri."
"Lha kan deket. Cuma di tempat bu Kotijan."
Di warung, anaknya bisik-bisik. 
"Bunda, aku mau payung."
"Lha kan kakak sudah punya."
"Iya. Tapi aku mau payung yang gede."
Kedengeran mungkin sama bapaknya. "Kenapa dek?"
Saya jawab, "Pengen payung pak."
Si bapak, "Kan kemarin sudah beli." 
Mantap nih pak Kotijan. Makasih lho pak bantuannya. Yeay!
Anaknya malu-malu lalu ngikutin saya pulang.

"Bunda, aku mau payung."
"Lho, tadi kan kata bapaknya juga kakak sudah beli payung kemarin."
"Iya. Tapi aku ga mau ah payung lipet. Aku maunya payung yang gede."
"Emangnya ga berat bawa payung yang gede?"
"Enggak. Kan nanti aku pegangin."
"Bener?"
"Iya. Nanti kan kalau pas ngaji hujan, terus Yumna sama Zafran mau ikut pakai payung gimana? Nanti ga muat kalau payungku kecil."
Kekeh lho ni anak. Sepanjang jalan mau pulang yang diomongin payung terus.

"Terus payung lipetnya dikemanain?"
"Payungnya buat Akhdan aja. Kan Akhdan belum punya tuh."
"Akhdan masih kecil. Belum bisa bawa payung sendiri."
"Aku mau payung yang gambarnya Little Pony."
Nah lho, ketahuan kan udang dibalik batunya.
"Hahahaha. Kak kak...bilang aja mau gambar little pony. Ya kan?"
Senyum-senyum dia. Huuu...akal-akalan.
"Nanti aja kalau gitu, kalau payungnya sudah rusak."
"Yaaah..."
Hmmm...bunda dilawan.


#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike4
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif


Catatan Anak-Anak

Nego Sama Dia Itu Begini Caranya

Sunday, November 05, 2017

Malam kemarin jadi Opungnya nawarin.
"Kak, besok mau ga kak kita jalan-jalan? Kita jalan-jalan yuk. Kemana kita?"
Mendengar tawaran seperti itu tentu saja dia tidak menolak. Singkat cerita, akhirnya diputuskan kalau besok ke TMII.

Paginya....
"Kak, jadi ke taman mini ga? Kalau jadi mandi sekarang. Kalau ga jadi, ya udah..."
"Jadi jadi."
Bergegas ke kamar mandi dengan semangat. Kalau ada tujuan yang jelas, gampang juga ya nyuruh Faiza mandi. 

Sampai di TMII.
"Kak, mau kemana dulu kita? Naik kereta gantung mau?"
"Hmm...ga ah takut. Nanti gimana turunnya?"
"Turunnya ya lewat tangga. Tuh liat, seperti itu. (Sambil nunjuk ke arah wahana kereta gantung). Nanti kita bisa liat pemandangan dari atas. Seru deh."

Seperti biasa, dia tampak mikir sebentar. Lalu mengikuti kita ke loket.
Selesai naik kereta gantung, dia ngajakin ke Museum Komodo. Dalam hati, ya ampun kak kenapa liat reptil sih. Hiii....mbayangin kalau di dalam museum nanti ngeliat ada ular saya udah merinding.

"Kak, bener mau ke Museum Komodo dan Reptil?" (dalam hati berharap dia berubah pikiran)
"Reptil itu apa sih?" (kepo)
"Reptil itu seperti ular..."
"Ya, aku mau."

Sampai di loket. Kebetulan ada promo buy 1 tiket for 2 person.
"Bunda ga usah takut... Aku aja berani."
Dzig. Tau aja dia kalau bundanya dag dig dug. Sampai di dalam museum, nah lho lagi ada pameran ular berbisa dari seluruh negara. Ada 50-an koleksi ular hidup. Saya melipir aja deh ke pojokan, ga berani dekat-dekat. Tiba-tiba dia nyeletuk lagi.
"Bunda kenapa takut? Kan ularnya di dalam kaca."

Hadeeeh ini anak. Kan ketahuan kan jadinya. Tapi lucunya, pas dia ditawarin foto sama ular, dia ga mau. Sampai diledekin Om-nya. "Gitu aja takut."

Selanjutnya kita ke Taman Dino alias Taman Legenda. Maksud Opung biar anak-anak bisa main-main, karena daritadi kan cuma melihat-lihat. Tiketnya lumayan euy, Rp 40.000,- satu orang sudah termasuk jaminan Rp. 10.000,- yang bisa direfund saat kita keluar nanti. Akses masuknya berupa gelang. Gratis masuk ke arena Teater Legenda Keong Mas, Taman Bunga dan satu lagi lupa. Jadi bayar lagi deh kalau mau main-main. 

Nego lagi.
"Kak, mau main apa?"
"Aku mau ke taman dino."
Kirain gratis, ternyata bayar lagi per orang Rp. 30.000,-
Di taman dino, kita disuruh jalan nanti di sepanjang jalan yang kita lewati ada boneka patung dinosaurus yang bisa gerak-gerak dan mengeluarkan suara seperti dinosaurus zaman dulu. Ada yang nyemburin air juga. Alhamdulillah ga kena semburannya.


"Mau kemana lagi? Naik kora-kora mau?"
"Engga, takut."
"Lha terus mau naik apa?"
Sambil jalan, sambil lihat-lihat dia. Terus minta naik mobil tanjakan. Kemudian ke arena pojok edukasi melihat-lihat anak domba, anak unta sama kuda poni. Terus...dia minta naik kuda poni dong.

"Aku mau naik kuda poni."
Kebetulan cuaca sudah mendung. Kebayang nungguin dia naik kuda poni, terus nanti Akhdan pengen ikutan. Waduh, mending jangan deh. Mana tiketnya mahal. Hehe. 

"Eh kak, belum bisa. Kuda poninya lagi istirahat."
"Itu ada kuda poninya." (nunjuk ke arah kuda poni)
"Iya ada. Tapi lagi istirahat. Tuh ada tulisannya." (ga mau kalah)
 "Ya udah deh, ke tempat lain aja."
 Yes. Berhasil. 

Berikutnya, minta naik carousel bareng Akhdan. Eh tapi Akhdan ditemenin Omnya. Saya dokumentasi aja di luar.  

"Kak, makan dulu yuk."
"Ga mau ah, belum laper."
"Makan dulu. Kan sudah waktunya makan siang."
"Iya deh. Tapi nanti kesini lagi ya bunda."
Eh, bukan gitu sih maksudnya. Maksud Bunda habis makan pulang. Sudah kelamaan di taman mini. Akhdan juga sudah mulai rewel. Kalau ga dikasih tahu sekarang nanti dia pengen ngajak balik. Akhirnya saya bilang.

"Kak, kita sudah kelamaan di sini. Kita pulang aja ya habis makan? Sudah mendung. Nanti hujan lagi."
"Ya deh."
"Mau makan apa? Makan KFC apa makan di luar aja?"
"Aku mau makan KFC."
"Kalau KFC, habis itu pulang lho ya..."
"Iyaaa... Tapi nanti habis makan kesini lagi."
"Ya ga. Kan KFC-nya di luar taman mini." (alasan aja sih ini)
"Ya udah ya udah. Habis makan pulang."

Di dalam mobil, dia anteng ngeliatin brosur Taman Legenda sambil baca-baca. Tiba-tiba dia nyeletuk, "Bunda, aku mau kesini lagi." (nunjukin brosur)
Heleh.




#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike3
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif
 

Catatan Anak-Anak

Bunda Bantuin Juga Ya.... (Lagi?)

Friday, November 03, 2017

Pukul 9 tengah malam.
"Bunda, ayo kita ke kamar."
Tumben nih anak ngajak tidur duluan. Saya yang lagi menggendong Akhdan meng-iyakan. Kebetulan Akhdan lagi reweeel aja. Sembuh dari sakit batuk dan panas, bawaannya rewel terus.

Sesampainya di kamar. Eng ing eng.... Seperti biasanya, kasurnya berantakan.
Ok. Coba tips ibu profesional. Tarik nafas...,hembuskan. Tarik nafas...,hembuskan.

"Kak, kita kan mau bobo. Masa bonekanya berserakan gitu di kasur? Nanti kita tidur dimana? Ga kebagian tempat kita. Ayo kak, beresin dulu."
"Aduuuh....." (badannya pura-pura lemes)
"Eh, ga boleh gitu. Masa anak sholeh ngeluh?"
"Banyak banget....nanti aku capek."
"Ya kan sekalian tidur nanti habis beresin mainan. Makanya, yuk cepet kita beresin. Nanti kita tidurnya dinyamukin."
"Waaa...ga mau ah. Aku ga mau digigit nyamuk."

Yes. Bagus!
Eit, bukan Faiza namanya kalau bunda ga dapat jatah juga.

"Bunda bantuin juga ya..."

Alhamdulillah....meskipun belum seperti yang diharapkan (maunya sih anaknya sudah tahu bahwa kalau habis main langsung beresin sendiri, ga perlu disuruh) tapi dia nurut juga. Positive thinking. Mengajarkan kebiasaan yang baik itu harus sabar.

Hari ini ada kemajuan, bunda mendapat porsi sedikit beberesnya. Mungkin karena saya suka bilang, "Wah... kakak pinter nih ngerapiinnya." atau satu waktu saya bilang, "Wah...kakak cepet banget beres-beresnya. Bunda kalah nih."
Mungkin juga karena malam ini dia sudah ngantuk.

Mau tahu rahasianya?
.
.
.
Ternyata dia pakai troli buat angkut-angkut boneka ke lemari ruang TV.
Boleh juga akalnya. Alhamdulillah....


#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike2
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif

Catatan Anak-Anak

Tapi Bunda Bantuin Aku Ya....

Thursday, November 02, 2017

Jujur deh bu, menjadi ibu itu apalagi yang anaknya masih balita susaaah banget dapat me time. Mandi bisa 2x sehari aja syukur. Soalnya kemana-mana suka dikawal sama yang kecil. Biasanya kalau saya mau mandi nunggu si kecil bobo dulu, kalau ga minta tolong ke si kakak buat jagain adiknya selama saya mandi. 

Seperti hari ini tadi.
"Kak, bunda mau mandi. Kakak tolong ajak Akhdan main dulu ya..."
(Fyi, saya biasa mandi pagi setelah semua pekerjaan domestik kelar.)
"Iya bunda..."
Lalu tak lama dia teriak, "Akhdan. Sini maen sama kakak nih di kamar."
Saya lalu berpesan, "Kak, jagain dulu ya dedeknya. Jangan sampai dia tahu kalau bunda ke kamar mandi, nanti ikut masuk. Ya kak ya?" (dengan wajah memelas)
"Iyaaaa..." 

Lalu kembali teriak. "Akhdan! Sini maen sama kakak!"
Yang dipanggil lalu kucluk-kucluk dateng. Saya amati sambil ngintip.
Eh....tiba-tiba. Gebrak! Pintu ditutup dengan kenceng.

Khawatir terjadi apa-apa nanti di dalam kamar, saya kembali berpesan. Sambil ketuk pintu saya bilang "Kak..., ga usah main lompat-lompatan ya...nanti Akhdan ikutan. Mainnya di lantai aja ya... Sambil diawasi ya kak adeknya. Ok?"
"Iyaaa."
Ok, paham nih brarti dia pesannya.

Selesai mandi, saya langsung ke kamar anak-anak bermain. Ketuk pintu dulu dong. Mencontohkan anak-anak untuk ketuk pintu dulu sebelum masuk kamar siapa aja, tujuan utamanya. 
Eng ing eng.... Mereka memang anteng main berdua, tidak bertengkar seperti yang biasanya. Tapi....

Astaghfirullah... Berantakan semuanya. Seprai udah copot dipakai bikin tenda-tendaan, boneka, buku, kertas-kertas berceceran dimana-mana. 
"Kak, bunda bilang apa?" (dengan intonasi rendah, badan lemas). Gimana ga lemes, baru aja kelar pekerjaan rumah. Lha ini ada lagi pekerjaan baru. 

Dengan polosnya si kakak menjawab, "Iya, nanti aku beresin. Tapi ini gara-gara Akhdan sih... Dia tuh yang berantakin."
"Tapi kak, Akhdan kan masih kecil. Dia belum ngerti, jadi kakak bantuin beresin ya?" Mikir dia, lalu bilang "Yaa...tapi bunda bantuin aku beresin ya..."

Dalam hati, lhaaa...ini mah sama aja bundanya lagi bundanya lagi.
PR banget memang masalah beresin kamar ini. Faiza belum 100% ngelakuinnya. Ada aja alasan. Kadang bilang capek di tengah jalan. Kadang bilang mau ini dulu lah, itu dulu lah. Jadinya...bundanya yang ga betah nungguin lalu beres-beres lagi, beres-beres lagi.


#Tantangan10Hari
#Level1
#Harike1
#KuliahBunSayIIP
#KomunikasiProduktif