Gadget, Dicintai Namun Diwaspadai

Wednesday, October 19, 2016

For Us (Forum Usroh)
Minggu, 16 Oktober 2016
Fasilitator: ust Bendri Jaisyurrahman
Tema: Gadget, Dicintai namun diwaspadai

Pembahasan 30 menit oleh ust Bendri

Gadget memiliki dua sisi, positif dan negatif. Saat ini, kita seolah tak bisa lepas dari gadget. Ia tidak diharamkan karena faktanya ia dibutuhkan. Maka penting bagi kita mengetahui dampak penggunaan gadget terhadap keluarga.

1. Dampak fisiologis:
Gadget menjadikan anak fokus ke layar, bola mata cenderung statis. Anak yang terpapar gadget sejak kecil dijamin tidak menyukai aktivitas yang membutuhkan pergerakan bola mata, seperti membaca buku. Dampak fisiologis yang dirasakan berikutnya yaitu anak yang terpapar gadget sejak dini akan mengalami beberapa penyakit seperti RSI, kerusakan bagian tulang belakang karena sering menunduk, dan luka di dalam retina.

2. Dampak psikologis:
Gadget dapat mempengaruhi perilaku, bukan hanya pada anak-anak tapi juga pada orang dewasa. Disebut generasi asosial, generasi yang tidak peka terhadap keadaan sekitar, karena dalam dunia maya kepekaan hanya diukur dengan seberapa banyak like atau share yang tanpa sadar berpengaruh pada kehidupan nyata. Gadget juga dapat mengakibatkan munculnya generasi yang lemah akibat terpengaruh fasilitas-fasilitas yang ada di dunia maya seperti tombol unfriend, atau block yang bisa kita pilih jika tidak sependapat  dengan orang lain. Hal ini berdampak di dunia nyata yang mempengaruhi hubungan sosial, anak mudah berpindah-pindah sekolah hanya karena ada masalah dengan guru atau temannya. Pada orang dewasa dampak seperti ini terlihat semakin meningkatnya angka perceraian. Jika tidak suka, dengan mudah akan memilih 'cerai' karena terbiasa dengan intoleransi dari dunia maya.

3. Dampak sosial:
Ikatan antar saudara berkurang. Kita lebih terbiasa berjauhan dengan saudara kandung daripada gadget kita. Gadget seumpama saudara yang paling dekat, yang selalu dicari bahkan jika sekejap saja menjauh dari mata.

Apa yg harus dilakukan orang tua agar anggota keluarga tidak mengalami dampak tersebut??

1. Menjalin kedekatan batin:
Orang yang aktif di gadget adalah orang yang kesepian. Anak yang lari ke gadget adalah anak yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya. ISTRI YANG SERING CURHAT DI DUNIA MAYA (GADGETNYA) adalah istri yang sering diabaikan suaminya. Maka tugas bagi seorang suami dan ayah harus menjalin kedekatan batin, pada istri dan anak agar tak lagi mengumbar kesedihannya di dunia maya.

Jika ingin mendekatkan batin pada anak, tumbuhkan al wadud (kasih sayang yang membuat anak ingin mendekat) dan al mawaddah (untuk kedekatan antara suami istri) dengan sering meluangkan waktu bersama, sering menggenggam tangan, bersandarlah atau izinkan pasangan bersandar pada bahu kita, dll. Dampak kedekatan batin bagi anak, akan menjadikan orang tua sebagai rujukan pertama, bukan dengan gadgetnya.

Batin yang sudah mulai dekat ditandai dengan 'no privacy". Jika anak atau pasangan tidak mau ketahuan isi gadgetnya, aktivitas dunia mayanya, bahkan mulai mempassword handphonenya, maka ini berbahaya. Buatlah kedekatan batin agar kita lebih dibutuhkan dibanding gadget anak dan pasangan kita.

Jika batin antar keluarga sudah dekat, maka cinta  akan membawa anak dan pasangan kembali pada kita.

2. Manajemen hiburan

Orang tua harus memiliki agenda alternatif untuk menghibur anak. Menyediakan hiburan yang bukan hanya dengan kemewahan tetapi bisa dimulai dengan hal sederhana. Misal pada anak usia dini, hiburan terbaik bagi mereka adalah ekspresi wajah dan eksplorasi tubuh orang tuanya dengan bercerita dan mendongeng. Poin pentingnya adalah kebersamaan tiap anggota. Jangan memberikan hiburan dengan gadget, anak-anak yang mencari hiburan dengan gadget salah satu penyebabnya karena orang tua atau keluarga tak memenuhi hiburan bagi anak. Sebab hiburan bagi anak ibarat makanan, jika tak dikenyangkan di rumah, mereka akan mencari jajanan lain di luar. Keluarga yang sehat adalah yang selalu punya rencana untuk selalu menghibur tiap anggotanya.

Manajemen hiburan yang diberikan orang tua pada anak akan menaklukan kebosanan yang mereka alami, buatlah kebersamaan yang bermakna tanpa gadget dengan menumbuhkan skill menghibur, seperti mengajak anak bermain (bukan permainan di gadget) bercerita dan berpetualang.

3. Membuat rundown aktivitas
Terinspirasi dari Q.S Al Hasyr: 18 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

"besok mau ngapain?" adalah kunci yang akan kita terapkan pada anggota keluarga. Sebab anak yg tidak punya planning agenda tiap harinya, hanya akan diisi oleh gadget.

MANAJEMEN GADGET

Boleh memegang gadget asal memenuhi beberapa syarat, sebagai berikut;

Waktu: Buat kesepekatan kapan boleh dan tidak boleh dalam memegang gadget, misal jam 18.00 s/d jam 21.00 untuk tidak memegang gadget.

Lokasi: Tentukan lokasi yg tidak boleh ada gadget di dalamnya. Seperti di kamar tidur dan di kamar mandi. Banyak anak yang betah menyendiri di dalam kamar karena terpengaruh oleh gadget, yang mengakibatkan orang tua tidak tahu apa saja yang sudah anak lihat. Ingatkan juga agar anak tidak membawa gadget ke kamar mandi, sebab kamar mandi adalah tempat bersarangnya jin, dan kita tidak boleh berlama-lama dalam kamar mandi.

Isi: Terapkan aturan aplikasi mana yang boleh atau tidak boleh untuk anak.

Durasi: Buat kesepakatan waktu kapan dan berapa lama anak boleh memegang gadget.

Situasi: Jelaskan pada anak ada beberapa situasi yang tidak boleh memegang gadget, seperti saat
ibadah, saat makan bersama, saat berbicara dengan orang lain, saat naik kendaraan, saat bermain, dan saat liburan.

13.30 mulai diskusi antar peserta dan fasilitator.

Penanya 1:
Memiliki anak usia 18 bulan, dengan istri fokus di rumah untuk mengasuh anak. Anak dekat dengan abinya meskipun abinya kerja dari jam 07-17. Karena ketika kerja sering memberi kabar pada keluarga. Yang ditanyakan, seberapa intensifkah seorang ayah/abi perlu memberi kabar kepada keluarga di rumah??
b. Baik atau tidak menakut-nakuti anak dengan hal yang tidak dia sukai "kalo ga mau mandi nanti dikasih jamu"??

Tanggapan dari ust Bendri:
1. Kedekatan yg dijalin sudah benar, bahkan wajib. Pada usia 0-2 tahun anak mutlak bergantung pada bapak dan ibunya. Dalam bahasa arab ada panggilan khusus kepada seorang ayah, bukan sekadar abi, tapi 'abati' menunjukkan kedekatan secara emosi, atau kerinduan pada abi. Ayah yg dirindukan saat jauh ataupun dekat. Dicontohkan oleh kedekatan antara Ismail dengan Ibrahim dan Yusuf dengan Ya'qub.

Pada usia 0-5 tahun anak butuh wajah ayah, maka saat berjauhan dengan adanya gadget ayah bisa membuat anak dekat dengan mengirim foto atau video. Berbeda ketika anak berusia di atas 5 tahun, saat berjauhan ayah tak mesti mengirim video atau foto wajah ayah, cukup dengan video perjalanan dan pengalaman ayah agar anak merasa dekat dengan ayahnya.

Ada hak anak yang harus orang tua penuhi terkait dengan perkembangannya, yaitu;

a. Tidak boleh membentak atau berbicara yang kencang dengan anak, terutama pada usia balita. karena 10rb sel otak anak akan hangus.
b. Anak tidak ditakuti atau diancam. Tidak perlu mengancam anak agar makan, karena manusia punya naluriah sendiri untuk kebutuhan pokoknya. Kewajiban orang tua adalah memenuhi asupannya bukan sekadar mengenyangkan perutnya.

Penanya 2:
Dari mana sumber yang mengatakan bahwa "anak fitrahnya ketergantungan/nempel sama orang tua"?

Tanggapan ustadz Bendri:
Masa kedekatan antara anak dan orang tua dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
a. Dependent, saat anak berusia 0-2 tahun, ditandai dengan ciri anak yang selalu bergantung pada orang tua, dekat dekat orang tua dan tidak mau lepas dari orang tua.

b. Independent yang dimulai ketika anak berusia 2 tahun yaitu dengan menyapihnya, yang bertujuan untuk mengajari anak bahwa keinginannya tidak  bisa selalu terpenuhi.

c. Interdependent, masa ketika anak berusia di atas 3 tahun: Ketika anak mulai bisa membedakan antara kanan dan kiri maka orang tua wajib mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab pada dirinya.

Penanya 3:
Bagaimana cara menghilangkan ketergantungan jika anak sudah terpapar gadget?

Tanggapan dr peserta:
Jika anak sudah berusia remaja, maka beri  ia pengertian dan aturan, misal akan dikasih gadget jika...

Tanggapan ustadz Bendri:
Banyak orang tua yang tidak bisa menghindar saat anak meminta sesuatu. Penting bagi orang tua untuk mengajarkan pada anak bahwa ia harus mendeskripsikan apa yang ia minta sebagai "kebutuhan atau keinginan".

Mengapa remaja banyak yang meminta dibelikan gadget canggih seperti teman-temannya? Salah satu faktornya karena anak merasa kesepian, antisipasi agar anak tidak meminta gadget sekadar untuk ikuta-ikutan bukan dengan nasihat tapi harus dengan kedekatan hati.

Ingat, sebelum menerapkan aturan, buatlah anak jatuh cinta pada kita (ayah & bunda). Ikatlah hati sebelum menasihati. Ikatan emosional ini penting untuk kita jaga.

Penanya 4:
1. Seberapa besar pengaruh kuantitas waktu terhadap kebersamaan antara anak dan orang tua, karena ibu bekerja lebih banyak di luar?

2. Kondisi seperti apa yg membolehkan wanita bekerja?

Tanggapan ustadz Bendri:
1. Ibu boleh bekerja namun penuh dengan konsekuensi, profesi ibu yg utama adalah mengasuh anak, sisanya sambilan saja. Jika masih punya suami serahkan kewajiban mencari nafkah pada suami. Agar anak tidak merasa kesepian yang akhirnya ia mencari hiburan lewat gadget.

Tapi jika ibu terpaksa bekerja, selama ibu bisa menjamin saat pulang kerja tidak membawa emosi negatif pada anak maka silakan bekerja, asal ketika pulang kerja ibu sudah membuang emosi negatif dan menggantinya dengan emosi positif saat bertemu anak, agar anak tetap dekat meskipun ibu bekerja. Pembahasan tentang ibu bekerja membutuhkan waktu lebih panjang, insyaa Allah akan diusulkan menjadi tema pada pertemuan berikutnya.

Notulis: Aldiles Delta Asmara

You Might Also Like

0 comments