KELUARGA BERENCANA, Upaya Mendesain Keluarga menuju Tujuan dan Target
Tuesday, March 14, 2017💐🌼💐🌼💐🌼💐🌼💐🌼
Oleh: Bunda Dwi Aprilisasi
(Ibu 7,anak, Pendidik, Mompreneur, anggota aktif komunitas Keluarga Sekolah Pertama Yogyakarta)
Keluarga berencana, ingatan kita langsung tentang jargon 2 anak cukup.…ups…saya saja mungkin ya, yang merupakan generasi 70-an…hehe. Bagi yang belum mengenal Istilah KB atau Keluarga Berencana, saya sedikit jelaskan bahwa itu adalah salah satu program sukses era Presiden Soeharto, yang dampaknya masih terasa hingga sekarang, 2 anak cukup. Akan tetapi saya tidak hendak cerita panjang soal KB ala Presiden Soeharto. Tapi jujur tergelitik dengan istilahnya Keluarga Berencana.
Mengapa Keluarga Berencana?
Bagaimana tidak?
Kalau kita mau bepergian saja, pastinya kita akan merencanakan, mempersiapkan kepergian itu, baik waktunya, biayanya, perlengkapan yang harus dibawa, dan lain lain pendukungnya. Yang pasti juga kita tahu arah tujuan kita akan pergi kemana, naik apa, bekal apa.
Ketika kita berkeluarga, yang sudah kita rencanakan seumur hidup kita dalam menjalaninya, sudah seharusnya kita tahu arah tujuan kita berkeluarga. Bener nggak, sih? Atau masih ada yang beranggapan, yah..kita mengalir saja seperti air, dimana ada tempat rendah kita mengalir kesitu?
Apa saja, sih yang direncanakan?
Keluarga diawali dari berkumpulnya 2 individu yang berbeda latar belakang, kondisi social budaya, adat istiadat, kebiasaan, karakter, dan lain sebagainya. Ibarat dalam sebuah organisasi atau perusahaan, maka perlu ada kesepakatan kesepakatan dalam mengelola organisasi/perusahaan tersebut.
Dalam keluarga pun perlu adanya kesepakatan dalam banyak sisi, mulai dari nilai, tujuan dan target, serta bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut.
#Value atau Nilai
Ini menjadi penting dalam sebuah keluarga, menyepakati nilai yang dianut oleh semua keluarga.
Misal : nilai yang disepakati adalah “ Musyawarah mufakat”
Maka : setiap hal yang harus diputuskan dalam keluarga itu harus dimusyawarahkan
#Bangun profil Keluarga yang Unik
Setiap keluarga adalah unik, yang tidak mungkin sama antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dari resources/sumberdaya di setiap keluarga berbeda.
Ada Keluarga Gen Halilintar, yang Pengusaha, karena kedua ortunya adalah pengusaha, dan mereka sudah mendesain keluarganya agar anak anak mereka menjadi pengusaha.
Ada Keluarga Yusuf Mansyur yang Hafidz
Ada keluarga teman saya yang anaknya 7 waktu itu, semuanya masuk pondok sejak 6 tahun, karena ltar belakang santri nya begitu kuat.
Keluarga BJ Habibi, lain lagi ceritanya. Anaknya mengikuti jejak ayahnya menjadi ilmuwan.
Mau seperti apa Keluarga kita? Mari kita desain, akan jadi seperti apa keluarga kita.
Paling tidak ada 8 hal penting yang harus direncanakan dalam keluarga yang sasarannya adalah semua anggota keluarga dan anak secara khusus:
1. Spiritual
Terkait dengan peningkatan keimanan dan makanan ruhani kita. Misal Rutin ibadah harian, Nambah ibadah Sunnah, Tilawah berapa juz, kapan naik haji atau umroh, ikut majelis taklim, dll.
2.Kesehatan
Bagaimana menjaga kesehatan keluarga, mengatur pola makan, mempersiapkan dana kesehatan yang cukup, mendesain rumah yang sehat, bersih, dll.
3.Ekonomi/ Keuangan
Ibarat organisasi, maka kita harus menyusun RAB berdasar kebutuhan yang disesuaikan dengan pendapatan , sehingga tidak besar pasak daripada tiang. Tidak hanya itu, perlu juga direncanakan, jika kita berbakat untuk berbisnis, membangun bisnis untuk investasi masa depan. Kalau kita mau belajar dari orang tua kita, dengan pekerjaan mereka yang kelihatannya pas pasaan penghasilannya, akan tetapi merek bisa mewariskan tanah yang luas kepada anak anaknya. Bukankah, meninggalkan anak anak dengan harta yang banyak lebih baik, daripada meninggalkan mereka dengan kemiskinan.
4.Pendidikan
Tidak saja pendidikan bagi anak-anak kita, akan tetapi juga bagi kita, jika memang itu diperlukan. Basisnya adalah Keluarga adalah sekolah pertama. Pendidikan bagi anak anak disesuaikan dengan apa yang menjadi tujuan atau target bersama, sesuai minat, bakat, kecenderungan (disepakati dengan anak anak, dengan arahan org tua). Bukan saja tentang sekolah formalnya, akan tetapi tentang kompetensi apa yang harus dimiliki oleh anak disetiap usianya. Bagaimana pendidikan menyiapkan anak anak siap mandiri di usia aqil balighnya. Mandiri fikrohnya dan juga secara finansialnya. Wow…seperti generasi sahabat ya…menikah di usia aqil baligh, mampu menjadi panglima di usia aqil baligh. Pendidikan bagi anak anak ini adalah hal yang sangat penting, perlu bahasan panjang dan tersendiri, apalagi mengingat distorsi makna pendidikan yang hanya dimaknai dengan sekolah.
5.Pengembangan diri/ Karir
Tidak saja menyangkut kita kita yang bekerja di luar/instansi tertentu, akan tetapi lebih luas dari sekedar pangkat, jabatan, dan lain lain. Bagi para Da’I, pengembangan diri dilakukan dengan banyak menunut ilmu sesuai dengan spesialisasinya, sehingga semakin mantap pengetahuan keislamannya , dan semakin luas mad’unya.
Bagi anak, pengembangan diri biasanya dilakukan untuk lebih mengasah hobby atau kegiatan yang ditekuninya sehingga produktif.
6.Rekreasi
Siapa bilang harus berbiaya mahal? Betul kalau kita rekreasinya keluar negeri…hehe. Kalu biasa makan di rumah, maka kita bawa makanan kita ke kebun belakang, kita makan bersama, dengan menu sedikit berbeda, maka itu sudah menjadi rekreasi yang seru…Rencanakan rekreasi untuk merefreshkan pikiran kita, hubungan antar keluarga, atau silaturahmi antar keluarga, dll.
7.Komunitas
Mau tidak mau, kita harus berada dalam sebuah komunitas, baik itu komunitas masyarakat disekitar kita, atau pun komunitas karena kesamaan dalam hal-hal tertentu misalnya bisnis, parenting, dll, atau juga kesamaan hobby. Komunitas adalah sarana bagi kita untuk saling berbagi , memberi kemanfaatan bagi banyak orang, dan juga sarana belajar. Banyak hal yang bisa kita dapatkan ketika kita berada dalam komunitas, pastinya, akan selalu ada pencerahan. Pastikan bahwa komunitas tersebut menjadikan kita semakin baik, dan selalu menjaga kebaikan kita, atau kita bisa menjaga kebaikan yang lain.
8.Anak
Hm…jumlah atau jaraknya? Bisa dua-duanya sih, tapi bisa juga tidak. Manusia merencanakan, tapi Allah jualah yang berkehendak. (kalau itu sih semua , ya..hehe).
Anak adalah amanah. Tidak diberi rejeki anak juga takdir yang harus dijalani. Maka yang diberi anak sudah seharusnya jauh lebih bersyukur, bukan malah terbebani atau bahkan sedih kalau tambah anak. Karena masih banyak pasangan yg tidak atau belum diberi anak, galaunya bukan main. Berusaha mengatur jarak kelahiran juga boleh saja, dengan cara yang ahsan dan sesuai syariat. Akan tetapi jika ternyata Allah kasih lebih cepat, yaa alhamdulillh.
Yang dilarang Allah adalah jika kita membunuh anak/janin karena takut rejeki. Kalau seekor cicak saja yang terbatas ruang geraknya, Allah berikan jaminan rejekinya, apalagi kita yang diberi kemampuan lebih dan sarana yang banyak. Tidaklah Allah membebani manusia melebiihi kapasitasnya.
Apa rencana Keluargamu?
Nanggulan, Jumat, 10 Maret 2017
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Tanya jawab ⁉
1⃣Ummaza-Mompreneur-Jogja
Berarti harus ada kesamaan visi misi dengan suami, ya bu? Kapan waktu yang tepat untuk membahas "topik berat" ini bersama, bu?
Untuk hasil musyawarah tersebut, perlukah dibuat secara tertulis, #khawatir lupa
Jawab:
Kesamaan Visi Misi pastinya jauh lebih baik, paling tidak dalam ruang lingkup yang lebih besar, sefikroh/ sepemikiran juga. Kalau misalnya sama sama ingin anaknya sukses, bisa jadi cara yang mau ditempuh beda. Visi misi tidak harus ujug-ujug sama, akan tetapi ditemukan dalam perjalanan keluarga tersebut. Kapan waktunya? Kesepakatan lagi. jika ternyata misalnya suami merasa tdk penting ngobrolin itu, ..hehe..ini juga banyak terjadi...paling tidak kita tahu mana yang dia banget mana yg tidak. Ibarat negosiasi atau berdakwah, atau apalah, kita bisa bicarakan saat mood sedang baik, saat santai. semua tergantung tipikal keluarga masing masing
2⃣ eka rora- mahasiswa pascasarjana- jogja
bunda, seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak2 nya, terutama d masa awal perkembangannya. Bagaimana tips untuk ibu karir dan calon2 ibu jika ingin berkarir, namun tidak ingin kehilangan peran menjadi ibu sbg sekolah pertama utk buah hatinya.
Jawab:
Mbak Eka, yang tidak bisa digantikan adalah waktu kebersamaan dengan anak, karena kebersamaan itu berarti waktu kita mentarbiyah mendisik anak. Di masa awal, mendidik komunikasi, kemandirian, mengenal Allah..dlsb. Selain itu kedekatan anak dengan ibu, juga sangat penting. Kalau semisal ada aktifitas yg bisa mengajak anak anak, akan lebih baik mungkin ya..😀 itu pilihan.
Masa balita hanya 5 tahun, ndak lama...setelah itu kita akan menemukan anak kita dengan gayanya yg lain...masa lucunya mungkin saja berkurang, mjd masa menggemaskan..😀 atau bahkan membuat ibunya jd srigala😀 ..jangan ya..jadi sayang utk dilewatkan.
3⃣ Maya - karyawan - jogja
Bagus sekali materinya. Ingin bertanya bunda april, terkadang kita semangat membuat perencanaan tapi komitmen utk melaksanakannya terkadang sering mengingkari. Minta tips nya bunda april , dengan putra banyak ,aktivitas banyak agar tetap istiqomah menjalankan planning bagaimana? Jazakillah
Jawab:
Pengalaman saya banget itu Mbak Maya.
Maka saya jadikan komunitas sebagai charger semangat....berada pada lingkingan yang sevisi soal itu adalah sesuatu banget...
Maka kita mesti selektif mwmilih komunitas
Selain tentu saja, kembali kepada Allah, adukan kemalasan kita padaNya..mohon petunjuk..Nya
4⃣ Tia-irt-bogor
Boleh bagi tips nya bu agar kita dalam mendidik dan membersamai anak-anak (balita) tidak sampai menjadi serigala. Karena akhir-akhir ini sy merasa begitu terutama saat anak sy yg pertama (4,5th) bertingkah gemas ke adik bayinya. 🙈
Jawab:
Sama Mbak...mama srigala sering muncul ya dalam keseharian anak anak kita, begitu saya lakukan, saya harus menebusnya dengan berbuat baik sama anak anak... Mohon maaf sama anak anak.
Kadang juga sering saya singgung saat santai, tanya ke anak anak, apakah mereka takut sama ummmi, atau apakah ummi galak atau jahat sama mereka... Semoga bisa mengobati luka hati merwka ya.. Meski tetap saja akan membekas di otak mereka...astaghfirullah...
5⃣ Melati _Manajer RT_ Pontianak
Tips apa yg bs membuat kita kreatif jd ibu agar kegiatan dg anak2 tdk monoton... Mengingat usia mereka berbeda2
Jawab:
Tips belajar terus, mandiri, dengan komunitas, perbesar rasa ingin tahu kita thd sesuatu terkait pengasuhan anak, dll.
Closing Statement:
Tips 1
Tidak bosan rencana, laksanakan, evaluasi, rencana ulang...
Kalau bosan kembali kpd alasan, apa sih yg ingin kita raih? Pastinya kita ingin khusnul khotimah dengan semua itu. Bahwa jalan akan lebih cepat sampai joka kita tahu arah tujuan dan pakao cara yg tepat utk mencapainya.
Tips 2.
Terkait peran Ibu, belajar terus sepanjang usia, live long learning, karena kita adalah pendidik utama bg anak anak kita
Tidak enggan mengajak anak anak di banyak kesempatan aktifitas kita, dan buat mereka senang bersama kita.
_______________________
Untuk bergabung grup Muslimah Produktif, Hubungi: 085729625319
0 comments