Kalau kemarin saya memposting tentang koleksi tanaman yang cenderung ke arah bunga-bungaan atau tanaman hias. Nah, ini saya mau memposting foto tanaman buah-buahan.
Bapak saya itu suka banget menyibukkan diri. Apalagi kalau di rumah, istilahnya mungkin "ga bisa diem". Alhamdulillah ya, itu tandanya orangnya sehat. Kebiasaannya kalau ga mengutak-atik sesuatu (benerin perabotan atau mobil) ya bercocok tanam di pekarangan/kebun/halaman rumah.
Biasanya yang ditanam itu jenis tanaman yang bermanfaat (emang ada tanaman yang ga bermanfaat?) , misalnya ya buah-buahan atau tanaman hias. Katanya, menanam itu investasi yang berharga. Kalau kita tidak bisa menikmatinya, harapannya nanti anak cucu bisa menikmati.
Ini nih hasil jepretan saya.
Kalau lagi masa cuti bersalin itu ada enak dan tidaknya.
Enaknya, kita libur dari kegiatan atau rutinitas sehari-hari kita di kantor yang kadang melelahkan itu.
Tidak enaknya, ketika kita masih menunggu si dedek lahir dan menghabiskan waktu di rumah tanpa ada kegiatan yang menyibukkan. Kalau seperti ini, bisa bosen sendiri. Misal mau melakukan kegiatan tertentu, mesti memperhitungkan beberapa hal: ga boleh terlalu capek, kegiatannya ga boleh terlalu ekstrim (sepedaan misalnya, padahal pengen banget), kalau mau internetan juga ga boleh lama-lama duduk (nanti kakinya kram), dll.
Jadi ya mending baca buku aja (versi saya, baca buku sambil tiduran is the best :D)
Waktu pulang mudik ke Madiun 2 minggu lalu, saya bawa beberapa buku. Sengaja, buat bahan bacaan di rumah nanti. Sampai di Madiun, ga terlalu lama, bukunya sudah kebaca semua. Jadilah saya haus akan bacaan baru lagi. Akhirnya nyari-nyari di lemari buku. Walaupun sudah pernah dibaca, yaa.. tidak mengapa lah, daripada ga ada bacaan lagi.
Ini nih beberapa buku yang menemani saya selama menanti kelahiran dedek.
Buku yang berjudul Zero to Hero dan 30 Kisah Teladan 1 ini adalah buku koleksi lama. Jadi ya, baca ulang.
Biasanya selain baca buku, saya maen game di hp.
Dan payahnya, game yang saya install di hp itu cuma dikit. Yang lainnya sudah saya hapus. Huaaaa,, mpe bosen-bosen deh. Untungnya sih....(lho kok untung disebut?) Alhamdulillah sih, game yang masih terinstall di hp itu game yang tamatnya masih lama. Masih jauh dari level tamat. Jadi masih bisa dimainin terus. Paling-paling kalau udah mentok di level tertentu, saya tutup gamenya. hehehe... No solution.
Ada lagi kegiatan alternatif lain buat ngisi cuti. Yaitu ngeblog. Tapi ya itu, ga bisa duduk terlalu lama juga. Pinggang bisa pegel-pegel, trus nanti kakinya bisa bengkak. Dan kalau ngeblog itu kita mesti punya bahan buat diceritain. Kadang nunggu mood buat nulis.
Pokoknya, sebisa mungkin saya produktifin deh waktu cuti ini sambil nunggu dedek lahir. Kalau dedek udah lahir kan belum tentu ada waktu buat sendiri, istilahnya "me time". Pasti yang ada udah repot ngurus si dedek.
Foto-foto di bawah ini adalah beberapa tanaman yang ada di rumah. Rumah bapak sama ibuk.
Mungkin teman-teman ada yang punya? Coba dilihat-lihat saja ya...
Yang ini kalau di Madiun dibilang Bunga Menur.
Sekilas mirip bunga Melati. Tapi wanginya menurut saya tidak sewangi bunga melati.
============================================
Kalau ini namanya cukup unik. Bunga Nona Makan Sirih.
Nggak tau saya bagaimana bisa disebut nona makan sirih.
Ada yang tau?
=======================================
Nah, ini bunga yang sempat nge-tren. Namanya sempat dijadikan inspirasi gaya mukena.
Yup, bunga Gelombang Cinta.
Bentuknya memang bergelombang, seperti terompet.
Terus, warnanya juga pink. Pink identik dengan Cinta. Mungkin gitu kali ya...
===================================
Kata ibuk, ini namanya Puring Daun Kecil/Sempit.
Bagus deh. Waktu kecil, di rumah nenek juga ada tanaman ini.
Nah, tanaman ini sering jadi salah satu komposisi masakan dalam mainan masak memasak saya. Hahaha.
Kalau yang di atas itu Puring Daun Kecil/Sempit.
Nah, yang ini lawannya. Puring Daun Lebar.
Kalau daun pisang tidak ada, daun ini yang jadi tempat masakan yang sudah matang. (versi mainan masak memasak).
Jadi daun ini sebagai piring saji makanan yang sudah jadi.
======================================================
Yang terakhir ini saya tidak tau namanya.
Ibuk saya bilang, kalau yang panjang itu namanya Pedang-pedangan.
Masa iya? Sangsi saya.