Catatan Harian

Surprise di Ultah ke 28

Wednesday, October 30, 2013

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT saya masih diberi kesempatan untuk berbuat kebaikan lebih banyak di dunia ini. Tak terasa usia saya sudah 28 tahun. Ada banyak hal yang masih ingin saya raih, ada banyak impian yang ingin saya wujudkan sebelum menginjak usia 30 tahun.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada perayaan khusus ulang tahun dalam keluarga saya maupun keluarga suami. Biasanya hanya ucapan selamat ulang tahun dari karib kerabat, baik itu lewat sms maupun media sosial. Ucapan pertama dari adik saya, bapak, ibuk baru suami. Itupun dia tidak sadar kalau saya sedang berulangtahun. Baginya kurang penting, tapi bagi saya penting sebagai pengingat kado ultah. Hehe ngarep.
Begitupun di kantor, tidak ada yang 'ngeh kalau saya ulang tahun. Maklum, selain jarang ada perayaan ultah di kantor, hari itu kami sibuk menjadi panitia pengambilan kartu peserta ujian cpns. Sampai suatu ketika, bu Yanti dan Agnes membawa kue Takadeli ke atas meja bundar. Meja bundar ini biasanya tempat kita kumpul makan, kerja bareng, terima tamu. Aturannya, kalau ada makanan dibawa ke meja bundar berarti makanan itu boleh dimakan oleh semuanya. Seperti biasa, begitu makanan dibuka, berkerumunlah seisi ruangan termasuk saya. Surprisenya adalah ketika bu Yanti mengucapkan selamat milad ke saya. Ya Allah... jadi terharu. Akhirnya yang lainpun ikutan memberi ucapan. Bener-bener nih bu Yanti pinter banget mengorganisir acara. "Terima kasih bu kuenya..." :)

Catatan Harian

Berandal Jalanan atau Tukang Tebeng Ilegal?

Tuesday, October 22, 2013

Berandal Jalanan?
Ehm...benar tidak ya sebutan ini. Mereka kadang kita temui di jalan raya besar maupun di jalan pedesaan. Mereka suka menghentikan kendaraan berupa mobil bak terbuka atau truk untuk kemudian naik di belakang tanpa ataupun dengan permisi ke pak sopir dan biasanya mereka itu berombongan.
Sore tadi saya lihat mereka dari kaca jendela halte bus transjakarta. Salah satu dari rombongan sudah berdiri di tengah jalan. Sempat sekali menghentikan mobil truk terbuka kemudian memanggil temen-temennya yang telah bersiap-siap di pinggir jalan tapi kemudian gagal naik karena tidak semua temennya berhasil naik. Setelah itu di belakang ada mobil truk, baru kemudian mereka berhasil naik semua.
Dulu waktu saya masih sekolah, di Madiun, saya sering menjumpai hal demikian. Biasanya yang suka 'nebeng' itu anak-anak sekolah yang pulangnya udah sore banget trus tidak ada angkutan umum yang lewat. Jadi daripada pulang kemaleman mereka 'nebeng' alias numpang sopir truk. Saya sendiri juga pernah. Tapi, habis itu pasti dimarahi bapak karena anak cewek ga pantes ngikut-ngikut gitu. Asal tahu saja, jarak dari sekolah ke rumah kami itu jauh dan melewati hutan pohon jati. Jadi kalau tidak ada angkutan umum lagi terpaksa kami nebeng truk.
Kalau yang tadi saya lihat itu gimana ya?   

Catatan Harian

Bapak Ojek, Please... Jangan Minta Tambah Ongkos Lagi

Monday, October 21, 2013

Biasanya saya berangkat ke kantor naik kereta commuter line jabodetabek dari stasiun Depok Lama dan turun di stasiun Sudirman. Kalau kesiangan dan buru-buru, saya turun di stasiun Kalibata kemudian lanjut naik ojek.

Saking seringnya ngojek, saya sampai hapal tukang ojek yang mangkal di situ. Mereka sistemnya antrian, jadi bergiliran tuh siapa yang antar siapa. Tadinya untuk ke kantor yang di daerah Gatsu, saya bayar Rp. 20 ribu. Waktu BBM naik, mereka minta ongkosnya ditambahin Rp. 5 ribu. Jadi deh, sampai sekarang kalau naik ojek saya bayar Rp. 25 ribu sekali jalan. Mahalnyaaa ongkos saya ke kantor.

Tadi pagi, saya kebagian tukang ojek bapak-bapak yang dulu minta tambah ongkos (LAGI!!), dari tarif biasanya. Alasannya muternya jauh, ke Senayan dulu. Waktu itu saya ga kasih tambahan, karena emang uangnya pas banget. Sekarang, orangnya bilang ga mau nganter kalau saya ga kasih tambah. Ya ampun bapak ini! (Sewot sendiri)
Akhirnya saya bilang, "dua ribu aja ya pak". Ok. Ya Allah...bisa tekor saya kalau begini.

Please... pak ojek, jangan minta nambah lagi ya nanti.

Catatan Kuliner

Rujak Bebeg Sojong

Monday, October 14, 2013

Siapa yang suka ngerujak? Hampir semua pasti suka rujak. Ada rujak ulek, rujak serut, sama rujak bebeg.
Nah, kalau rujak bebeg ini saya kenal pas saya kuliah di IPB. Kampus saya dulu di Baranangsiang, di halaman kampus depan yang banyak pohon rindang itu sering banget ada abang-abang rujak bebeg yang jualan. Enak banget rujaknya, seger.
Sekarang setelah kerja, saya baru nemu lagi abang-abang yang jualan rujak bebeg. Yak, tempatnya di sojong (belakang kantor pajak). Rasanya ga jauh beda lah sama yang di Baranangsiang dulu. Itung-itung nostalgia. Hihi. Tapi kalau yang di sojong ini cuma satu aja yang jualan rujak bebeg. Tidak ada pesaing.

Catatan Kuliner

Pecak Gurame Haji Nasun

Saturday, October 12, 2013

Salah satu masakan khas betawi adalah ikan bumbu pecak dan pucung. Ikannya bisa ikan gabus yang super gede maupun ikan gurame. Salah satu tempat makan yang menyajikan makanan khas betawi yang pernah saya kunjungi adalah Warung Haji Nasun.
Letaknya ada di Jl Moh. Kahfi II, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jaksel.


Menu yang sering dipesan kalau makan di sini bareng sama orang kantor adalah ikan gabus/gurame bumbu pecak plus tempe goreng.  Biasanya sambil menunggu pesanan disajikan, kami disuguhi pisang. Begitu pesanan datang, langsung deh kami makan dengan lahap. Rasanya? Nikmaaat...
Ikannya disiram bumbu pecak yang pedas-pedas enak, tempenya juga gurih ditambah nasi putih yang panas, plus lalapan. Hmmm... Pokoknya mesti coba sendiri, baru ketagihan. Hihi. Saya selalu pengin mengajak suami ke tempat ini kapan-kapan, tapi belum ada waktu.
Satu lagi, meskipun tempat makannya tidak begitu luas namun selalu ramai dikunjungi pembeli. Sampai-sampai kalau kita mau makan di sini, kita harus pesan dulu lewat telepon. Kalau tidak, jangan harap makanannya masih ada karena selalu habis tidak lewat jam 2 siang.

Catatan Kerja

Lembur oh Lembur

Friday, October 11, 2013

Lembur kerja?
Dulu waktu masih berstatus single, tinggal masih di kos-kosan, di  kantor yang lama saya sering banget lembur. Job desc saya waktu itu adalah membuat laporan rutin untuk disampaikan ke BOD dan BOC. Data-data yang digunakan dalam laporan tersebut harus akurat sesuai yang terjadi di lapangan. Jadi, tiap minggu saya melakukan rapat dengan beberapa vendor terkait progress kerjaan di lapangan. Apakah sudah selesai, apakah ada kendala, kalau ada kendala apa yang bisa dibantu untuk follow up, dan hal-hal lain terkait proyek. Semua hasil rapat tersebut nantinya akan dijadikan bahan dalam pembuatan laporan ke BOC dan BOD. Hal itu rutin dilaporkan setiap minggu, bulan dan tahun. Saya senang-senang saja menerima tugas seperti itu. Bahkan dengan senang hati lemburpun dijalani. Hihi, mungkin karena baru terjun di dunia kerja jadi semangatnya masih menggebu-gebu. Kadang-kadang saking isengnya, ga ad lemburanpun saya ada-adain untuk lembur. Maklum, di kosan juga bingung mau ngapain.

Kalau sekarang? Saya menghindari yang namanya kerjaan lembur. Semaksimal mungkin waktu di kantor digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Jangan sampai kerjaan kantor dibawa ke rumah. Karena di rumah status saya adalah ibu rumah tangga dengan anak yang masih kecil. Selain itu, jarak antara rumah dengan kantor saya saat ini terbilang jauh. Cibinong - Jakarta bok... Jauh kan? Kalau dulu ke kantor cuma jalan kaki dalam hitungan menit, sekarang bisa hitungan jam buat nyampe kantor. Alhamdulillah orang-orang kantor sudah tau kalau rumah saya jauh, jadi kalau ada kerjaan yang mau dilembur sampai malem saya dibolehkan pulang duluan. Paling ga, saya kasih batas sampai waktu maghrib selesai.

Jadi, ada perubahan ritme kerja sekarang. Sekarang kalau lembur paling pas ada kerja tim yang seabrek-abrek. Seperti saat ini pas ada penerimaan cpns baru. Memverifikasi berkas lamaran yang masuk, mengentry data pelamar, juga menyiapkan kartu ujian peserta yang jumlahnya ribuan. Beruntung kerjaan ini dikerjakan bersama-sama.

Catatan Harian

Headset atau Earphone di Tempat Umum

Thursday, October 10, 2013

Semua pasti tahu apa itu headset atau earphone. Benda yang dipasang dengan ditempel ataupun dimasukkan ke telinga untuk membantu kita mendengar suara lebih jelas. Biasanya kita memakai headset ini agar suara yang ingin kita dengar tidak diketahui orang lain. Lebih private. Tapi, apa yang terjadi jika suara yang keluar dari headset juga terdengar oleh orang lain? Tentu sangat mengganggu.

Seperti yang saya alami kemarin waktu naik APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway). Orang di sebelah saya dengan asyiknya mendengarkan lagu, sementara saya yang ingin memejamkan mata sejenak terganggu dengan suara yang lumayan keras terdengar dari headset tersebut. Sebenarnya orang tersebut sadar ga sih kalau lagu yang dia putar suaranya terdengar juga oleh saya? Saya yang tidak memakai headset saja merasa suara tersebut terlalu kencang, bagaimana dengan dia yang memakai headset?

Satu lagi hal yang membuat saya merasa prihatin. Kenapa suara yang sering terdengar dari headset yang mereka dengarkan adalah musik atau lagu-lagu bukan murottal atau kajian, padahal mereka adalah muslim. Kalau saja musik itu dinikmati oleh mereka sendiri sih tidak mengapa. Tapi kalau orang lain ikut mendengar, apa tidak mengganggu? Belum tentu orang lain suka. Jadi, sebaiknya pastikan kita memakai headset yang bagus, sehingga suaranya tidak sampai terdengar orang lain. Bukankah tujuan kita memakai headset untuk itu?

Catatan Harian

Halte Transjakarta Bus

Wednesday, October 09, 2013

Halte bus transjakarta saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas Free WiFi. Akses free wifi ini baru bisa dinikmati oleh penumpang di sepanjang koridor:
Jl Sudirman - Thamrin dan
Jl S. Parman - Gatot Subroto.
Seharusnya ada fasilitas tambahan berupa bangku panjang atau kursi supaya para penumpang bisa menunggu bus dengan nyaman.
Jadi tidak pegal berdiri seperti ini.