Catatan Harian

Demo BBM

Friday, March 30, 2012

Demo BBM kali ini berdampak pada macetnya jalanan ibukota.
Sementara anggota DPR sedang melakukan rapat paripurna mengenai kenaikan BBM, mereka yang berdemo sudah ada di depan kantor DPR/MPR.
Oops, rapatnya sudah selesai ternyata. Hasilnya apa yak tadi?

Polisi sudah dikerahkan ke segala penjuru.
Katanya, massa yang melakukan demo/aksi ini sudah menduduki jalan tol.

Titik demo di lokasi berpusat di Gedung DPR, Bundaran HI, Istana Negara sama di Monas.


Intermezo...
Ada yang lucu nih pas saya baca timeline di twitter soal demo ini.

@rzkpngst: Bang @radityadika nanti demo dress codenya apaan?
@radityadika: Baju polisi

@tertomm: Bang, kalo adekku bakar ban tamiya, itu anarkis tidak?
@radityadika: Itu namanya tukang demo salah gaul



Catatan Harian

Jadi Panitia Ujian Dinas

Thursday, March 29, 2012

Tanggal 26 Maret kemarin, saya ditugaskan jadi panitia ujian dinas.
Ini pengalaman pertama saya jadi pengawas ujian. Biasanya sih jadi yang diawasin.
Enaknya jadi pengawas yang gimana ya? Galak kah? Atau yang nyantai? Sambil melangkah ke ruang ujian sambil mikir. Tapiii, belum juga mutusin mau jadi pengawas seperti apa, atasan saya udah ada di belakang saya. Buyar deh yang dipikirkan.

Dan ternyata.... Eng ing eng...
Ini ujian dinas tingkat III. Ujian bagi mereka yang akan naik pangkat ke golongan IV. Weleeeh... Pas baca soalnya panjang-panjang, walaupun cuma 4 sampai 6 soal. Trus yang ikut ujian ini adalah bapak-bapak dan ibu-ibu pejabat eselon. Ya udah deh, ga mungkin deh ini mau macem-macem. Qiqiqi,, sebenernya saya orangnya juga ga macem-macem kok.

Yang menarik nih, ujian seharusnya 60 menit berlangsung. Tapi ada juga yang datang setelah 30 menit ujian dimulai karena baru nyampai kantor. Otomatis jadwal jadi molor. Waktu 30 menit yang seharusnya dipakai buat coffee break, terpakai juga buat ujian.

Ada juga bapak-bapak yang udah disiapin kursi ujian masih nambah kursi lagi buat buku-bukunya. Maklum sih, bapaknya lumayan gemuk dan bahan bacaannya juga banyak. Jadi butuh space lebih lebar. Terpaksa deh saya memindahkan jatah kursi peserta lain ke tempat lain.

Oiya, di lembar soal ujian memang tidak tertulis apakah ujiannya bersifat open/close book. Tapi mereka inisiatif sendiri untuk buka buku. Qiqi. Saya sebagai pengawas memaklumi saja. Saya kan pernah menjadi peserta ujian juga. Dan memang setelah saya tanya ke koordinator ujian, dibolehkan untuk membuka buku.

Hohoho,, ternyata begini ya jadi pengawas ujian. Boring juga lama-lama nungguin orang mengerjakan soal. Kalau ga disambi buat online (alhamdulillah ada wifi di kantor), bisa sampai tidur-tidur mungkin. Zzzz....