Catatan Harian

Peta Bus TransJakarta

Monday, May 23, 2011

"Duuuh,, naik apa ya enaknya kalau mau ke sana?"
"Bisa ga ya kalau naik busway aja?"
"Tapi nanti turunnya dimana? Dilewatin ga ya?"

Hmmm,, mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti itu pernah teman-teman lontarkan. Atau mungkin teman-teman pernah ditanyai pertanyaan seperti itu?
Kalau jawabannya iya, tenang aja, Anda tidak sendiri. Karena saya juga mengalaminya.

Karena itu teman-teman, saya merasa perlu memposting artikel ini. Apakah itu? Sesuai dengan judulnya, tentu saja saya akan memposting peta bus transjakarta. Anyway, banyak lho dari kita yang menyebut transportasi DKI Jakarta ini dengan sebutan "busway". Padahal, kata "busway itu sebenernya merujuk pada jalur yang dilalui bus itu sendiri. Seharusnya, kata "busway" yang benar adalah "bus Transjakarta".

Ini dia teman-teman peta jalur bus transjakarta. Yang ini, insyaAllah lebih komplit. Semoga bermanfaat yaa.. :)



Catatan Kuliah

Bisnis IT Paling Prospektif

Wednesday, May 11, 2011

Menurut saya, bisnis IT yang paling prospektif saat ini adalah bisnis online, internet atau internet marketing. Mengapa? Karena adanya teknologi internet telah mengubah kebiasaan masyarakat saat ini dalam mencari informasi dan berbisnis.

Contohnya begini, ketika kita ingin mencari sesuatu entah itu barang, artikel atau informasi apapun, kemudian kita bertanya pada teman kita, jawaban yang sering saya dapatkan adalah... "cari saja di mbah google" atau "liat di internet aja.." atau kadang-kadang "buka aja alamat ini..." (sambil menunjukkan alamat situs tertentu).


Hebatnya lagi, internet juga memberikan informasi lain yang terkait dengan informasi yang kita butuhkan (kata kunci yang kita berikan).

Dan memang benar, ketika saya mencari di internet, apapun informasi yang saya inginkan pasti ditemukan. Mulai dari info jadwal keberangkatan KRL, booking pesawat, berita-berita terbaru, sampai harga berbagai macam barang (handphone, elektronik, dll). Di era seperti ini, apapun bisnisnya, INTERNET tempat jualannya.

Oleh karena itu, menurut saya bisnis online atau bisnis lewat internet mempunyai potensi yang bagus untuk dikerjakan. Berikut beberapa pertimbangannya:

1. Bisnis ini memiliki modal yang relatif kecil, bahkan bisa juga tanpa modal sama sekali. Selain modal untuk pembelian barang dagangan, kita hanya perlu terhubung ke jaringan internet, bisa lewat modem atau handphone (nah lho?! jangan salah, hp skrg canggih-canggih..).

2. Kita cukup membuat suatu situs, bisa berupa blog khusus sebagai toko online kita. Nah, lagi-lagi minim modal kan? Coba bandingkan kalau kita membuka toko barang dagangan. Tentunya kita butuh sewa tempat, biaya renovasi, furniture, dll.

Toko online ini, selain bisa dibuat melalui suatu blog khusus, sekarang kita juga bisa memanfaatkan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, multiply, dll.
Ada kelebihannya juga kalau kita memakai situs jejaring sosial seperti itu untuk mempromosikan bisnis kita. Pertama, situs jejaring sosial memungkinkan kita terhubung dengan beberapa teman sekaligus. Jadi, sekaligus merupakan promosi gratis untuk kita.

3. Target pemasaran menjadi luas. Maksudnya begini, ketika seseorang secara iseng ataupun dengan sengaja mencari suatu produk tertentu dengan key atau kata kunci yang telah diketikkan di search engine, maka search engine akan memberikan hasil beberapa deretan alamat blog yang memuat kata kunci yang diketikkan oleh orang tersebut. Nah, dalam hal ini tentunya jika blog kita bisa dicari lewat mesin pencari tentu alamat blog kita juga akan muncul.
Jika kemungkinan blog kita yang diklik, maka orang tersebut akan mengeksplore situs kita, dan tentunya orang ini menjadi target pemasaran kita juga (kita punya harapan bahwa orang tersebut akan membeli barang yang kita tawarkan).

4. Resiko relatif kecil. Jadi, sepahit-pahitnya jika kita merugi dalam bisnis ini, kerugiannya tidak terlalu besar dibandingkan dengan yang memiliki toko (secara fisik).

5. Kecenderungan masyarakat saat ini yang cenderung malas keluar dan mengantri belanja di luar. Jadi, jika ada toko online yang menyediakan kebutuhan yang sama dengan toko fisik, tanpa harus keluar rumah dan malah diantar ke rumah, tentunya mereka lebih memilih fasilitas ini. Ibaratnya, dengan sekali klik, barang bisa sampai di rumah. Kita hanya perlu melakukan pembayaran, bisa lewat transfer bank ataupun COD (Cash On Delivery).
Contohnya saya, saya sekarang lebih suka belanja online daripada keluar rumah. Selain karena jalanan macet, belanja online juga lebih mudah.

Itu mungkin beberapa pendapat saya mengenai bisnis yang prospektif. Percaya saja, jika kita lakukan dengan niat baik dan sungguh-sungguh, bisnis yang kita kerjakan pasti akan mendatangkan keuntungan. Mungkin pada awalnya kita merugi. Tapi anggap saja itu sebuah pembelajaran bagi kita kedepannya untuk lebih baik.

Cerita Penuh Hikmah

Mengukur Kejujuran

Wednesday, May 11, 2011


Kejujuran adalah tanda bukti keimanan. Orang mukmin pasti jujur. Kalau tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan. Pernah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir?" Rasul SAW menjawab: "Mungkin saja." Sahabat bertanya lagi: "Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?" Rasul menjawab: "Mungkin saja." Sahabat bertanya lagi, "Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?" Rasulullah menjawab: "Tidak." (HR Imam Malik dalam kitab al Muwaththo')

Inti hadis ini menegaskan, seorang mukmin tidak mungkin melakukan kebohongan. Kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang mendasarinya. Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan jujur. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur/benar." (al-Ahzab [33]: 70).

Rasulullah bersabda: "Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga." (HR Ahmad, Muslim, at-Turmuzi, Ibnu Hibban)

Kejujuranlah yang menjadikan Ka'b bin Malik mendapat ampunan langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah. Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari. Kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia.

Di sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah pernah bersabda, "Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan." (HR Abu Dunya)

Ada tiga tingkatan kejujuran: Pertama, kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realitas. (lihat ash-Shaff [61]: 2 dan al-Ahzab [33]: 70). Kedua, kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Ketiga, kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT.

Seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya, kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari mardlotillah. Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah sehingga pernah berkata: "Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad (padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak: "Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?" Bangsa yang tak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat. Wallahu a'lam bis shawab.

Oleh Achmad Satori Ismail

Cerita Penuh Hikmah

Buah Kesombongan

Wednesday, May 11, 2011

Alquran banyak memaparkan kisah pemimpin dan bangsa-bangsa besar serta kuat yang kemudian dihancurleburkan. Seperti kisah Firaun, Qarun, kaum 'Ad, Tsamud, serta umat Nabi Nuh. Mereka semua adalah manusia yang menyombongkan diri kepada Allah dan rasul-rasul-Nya.

Manusia, apa pun status dan jabatannya, tidak memiliki ruang sedikit pun untuk menjadi sombong. Karena secara hakiki, manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dari bahan yang hina (sperma). Ia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya.

Kemampuan dan kelebihan yang ada pada setiap manusia atau suatu bangsa, tidak lebih dari anugerah Allah yang diamanahkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Bukan untuk dibangga-banggakan, kemudian menganggap rendah yang lain serta dengan sesuka hati berbuat kerusakan di muka bumi. Sebagaimana Firaun telah berbuat brutal terhadap rakyatnya.

"Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu (Musa) dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan …. (QS [2]: 49).

Atas perbuatan Firaun yang biadab itulah, Allah kemudian mengutus Musa sebagai pemberi peringatan. Tetapi karena kesombongannya, Allah mengutuk Firaun dan menenggelamkannya bersama seluruh tentaranya. Firaun menolak seruan Nabi Musa karena gengsi sebagai raja, sementara Musa hanya rakyat biasa.

Allah sangat murka kepada manusia yang memiliki sifat sombong. Siapa pun dia, raja ataupun rakyat biasa. Kesombongan yang dilakukannya, akan memperberat timbangan dosa-dosanya. "Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa." (QS [44]: 37).

Dalam hubungan antarsesama manusia, kesombongan juga sering terjadi bahkan setiap hari. Kesombongan seperti ini jika terus dipertahankan akan melahirkan sikap angkuh. Keduanya adalah sifat yang sangat berbahaya dan membinasakan.

Luqman al-Hakim memberi nasihat kepada anak-anaknya. "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS [31]: 18).

Ancaman bagi mereka yang sombong tidaklah main-main. Allah SWT akan memasukkan mereka ke dalam Neraka Jahannam selama-lamanya. "Masuklah kamu ke pintu-pintu Neraka Jahanam, sedangkan kamu kekal di dalamnya. Maka, itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong." (QS [40]: 76).

Manusia tidak boleh memelihara kesombongan dalam dirinya. Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, "Kebesaran (kesombongan atau kecongkakan) adalah pakaian-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barang siapa merampas salah satu (dari keduanya), Aku lempar dia ke neraka (jahanam). (HR Abu Dawud). Wallahu a'lam

Cerita Penuh Hikmah

Kerendahan Hati Sang Kepala Negara

Wednesday, May 11, 2011

Beberapa kali Abdurrahman bin Auf menyaksikan Umar shalat sunah di rumahnya. Yang menarik perhatiannya, bukanlah tata cara shalatnya, melainkan sajadah yang biasa digunakan Umar. Seorang kepala kegara dengan wilayah kekuasaan yang membentang luas sampai Mesir, berhasil mengalahkan dua imperium besar, Romawi Timur dan Persia, justru shalat di atas sajadah yang usang. Timbul rasa bersalah dalam hati Abdurrahman. Ia ingin membelikan sajadah baru yang mahal dan indah untuk sang Amirul Mukminin.


Tetapi, Abdurrahman ragu, apakah Umar mau menerimanya. Dia tahu persis watak Umar yang tidak mau diberi hadiah apa pun walau hanya selembar sajadah.


Abdurrahman akhirnya memberikan sebuah sajadah melalui istri Umar, Ummu Abdillah. Melihat sajadah baru, Umar memanggil istrinya dan menanyakan siapa yang memberi sajadah ini. "Abdurrahman bin Auf," jawab istrinya. "Kembalikan sajadah ini kepada Abdurrahman. Saya sudah cukup puas dengan sajadah yang saya miliki." Begitulah watak Umar bin Khattab. Tidak hanya adil dan bijaksana, beliau dikenal dengan sifat zuhudnya, hidup sederhana. Tidak hanya untuk ukuran seorang kepala negara, bahkan bagi orang biasa sekalipun.

Suatu hari, Umar melakukan perjalanan dinas mengunjungi satu provinsi yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur menjamu Umar makan malam dengan jamuan yang istimewa, sebagaimana lazimnya perjamuan untuk kepala negara. Begitu duduk di depan meja hidangan, Umar kemudian bertanya kepada sang gubernur, "Apakah hidangan ini adalah makanan yang biasa dinikmati oleh seluruh rakyatmu?"

Dengan gugup, sang gubernur menjawab, "Tentu tidak, wahai Amirul Mukmini. Ini adalah hidangan istimewa untuk menghormati baginda." Umar lantas berdiri dan bersuara keras, "Demi Allah, saya ingin menjadi orang terakhir yang menikmatinya. Setelah seluruh rakyat dapat menikmati hidangan seperti ini, baru saya akan memakannya." Itulah sifat Umar bin Khattab, seorang kepala negara yang zuhud.

Di lain kesempatan, sehabis shalat Zhuhur, Umar meminta selembar permadani Persia yang indah untuk dibawa pulang ke rumahnya. Tentu saja, hal ini membuat para sahabat heran. Hari itu, Umar bin Khattab membagi harta rampasan perang yang dibawa oleh pasukan Sa'ad bin Abi Waqqash yang berhasil menaklukkan Kota Madain, ibu kota imperium Persia.

Pakaian kebesaran Kisra lengkap dengan mahkotanya diberikan oleh Umar kepada seorang Badui yang kemudian memakainya dengan gembira. Satu demi satu barang-barang berharga dibagi-bagikan oleh Umar kepada para sahabat dan masyarakat banyak waktu itu. Yang tersisa hanya selembar permadani indah. Umar pun memintanya. "Bagaimana pendapat kalian, jika permadani ini aku bawa pulang ke rumahku?" Gembira bercampur kaget, para sahabat tergopoh-gopoh menyetujuinya. "Tentu saja wahai Amirul Mukminin, kami setuju sekali Anda membawanya pulang."

Ketika tiba waktu Ashar, Umar membawa kembali permadani tersebut. Kali ini, permadani itu sudah dipotong-potong menjadi bagian kecil-kecil, dan Umar membagikan kepada beberapa sahabatnya. Dengan senyum, Umar berkata, "Hampir saja saya tergoda oleh permadani indah ini." Masya Allah, begitulah Umar, sang kepala negara.

Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Catatan Kuliah

Ujian Bentrok

Tuesday, May 10, 2011

Yang namanya ujian bentrok itu, kita harus segera mengurus ke baak. Dan karena ketidaktahuan kami, mata kuliah yang kami masukkan cuma yang bentrok saja. Seharusnya, mata kuliah yang didaftarkan adalah semua mata kuliah yang diikuti pada hari itu. Hoho, baru tau.

Akibatnya nih, pas kita dapat jadwal yang baru, jadwalnya bentrok lagi. Huuaaaa,, kepala langsung pusing. Gimana ya caranya?

Otomatis kita mesti ngurus di baak lagi. Tapi masalahnya, terlalu ribet klo harus berurusan dengan baak (ini adalah pendapat sebagian besar teman-teman,, mereka bilang "jangan sampe deh, berurusan dengan baak. Ribet."). Balik lagi nih, akhirnya kita berusaha menghubungi dosen yg notabene adalah dosen matkul yg ujiannya akan bentrok dengan maksud meminta keringanan dengan mengikuti ujian susulan saja. Akhirnya, saya menghubungi dosen. Bapaknya bilang mau bantu, asalkan dari baak sudah setuju. Intinya, pak dosen tidak mau menyalahi aturan yang sudah ditetapkan. Gitu.

Wah,, karna jawabannya seperti itu otomatis kita harus ke baak. Akhirnya kita bertiga sepakat akan mengurusnya pada hari Sabtu dan tentunya dengan harapan bahwa baak akan membantu. Kenapa kami pilih hari Sabtu? Karena di hari yang lain, kita masih punya tanggung-jawab terhadap pekerjaan masing-masing.


Tibalah hari Sabtu. Kami janjian datang jm 10-an, cuma berdua, teman yang satu lagi tidak bisa ikutan. Setelah sampe kampus, kita menuju loket baak yang menangani masalah ujian bentrok. Tau tidak? Loketnya masih tutup. Akhirnya kita masih tunggu. Sampe tiba waktu dhuhur, loket belum juga dibuka. Berarti kan memang tidak buka. Yaudah, akhirnya temen saya pulang karena dia mengajak ikut serta anaknya ke kampus. Tinggallah saya sendiri, sambil nunggu jadwal keberangkatan KRL ke jakarta (fyi, saya tinggal di jakpus. Jadi kalau mau ke kampus, naek KRL).

Awalnya saya pikir, wah, sia-sia deh ini saya ke kampus tapi tidak dapat apa-apa. Ternyata enggak juga. (menenangkan diri sendiri). Di kampus, saya ketemu temen, ternyata dia mau mengurus tugas PI-nya. Jadi, daripada tidak mendapat apa-apa ke kampus, saya minta saja contoh format penulisan dia. hehehehe.. Semua kejadian memang ada hikmahnya.

Balik lagi ke judul cerita. Akhirnya pas ujian, saya mencoba ke bagian pengambilan jadwal baru (kampus E). Di situ, saya dan temen-temen ketemu sama Pak Fitri dan bapak satu lagi. Dengan negosiasi, alhamdulillah bapak yang satu lagi itu (maaf ya pak, saya tidak tahu nama bapak. hehehe) mau membantu mereschedule jadwal kami (terima kasih bapaaaaak...).  Eit, tunggu dulu, bapaknya cuma mengusahakan. Ketentuan tetap di baak. Tapi mendengar perkataan bapak itu saja kami sudah senang. Setidaknya, ada harapan bagi kami. Hehee..

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa mengikuti ujian. Tanpa harus mengorbankan salah satu mata kuliah. Yaa,, meskipun jadwal ujian baru yang kami terima itu diadakan pada jam kerja (siang hari) setidaknya kami tetap bisa mengikutinya. Oh iya, karena hal kejadian ujian bentrok ini pula, saya dan temen saya dalam satu hari harus mengikuti ujian 3 mata kuliah sekaligus. Huuaaaa,, capeknyaaa...